Bagi orang Indonesia, makanan tempe mungkin sudah tidak asing lagi. Tempe selalu ada dalam menu makanan Indonesia karena harganya yang murah dan rasanya yang lezat. Namun tahukah Anda kekpopuleran tempe ternyata sampai hingga ke negeri Paman Sam.
Tempe kini sedang digandrungi di Amerika Serikat dan menjadi makanan populer untuk berdiet. Kepopuleran tempe ini tak lepas dari peran buku yang ditulis oleh Keri Gans, RD, yang berjudul “The Small Change of Diet”. Buku tersebut menjadi buku best seller di negeri yang dipimpin oleh Barack Obama tersebut.
Dalam buku “The Small Change of Diet”, Gans menuliskan tempe sebagai salah satu dari 10 bahan makanan tersehat yang bisa digunakan untuk berdiet. Kandungan gizi yang ada di dalam tempe hampir sama dengan tahu karena keduanya sama-sama dibuat dari kacang kedelai.
“Tempe merupakan pilihan yang tepat bagi orang yang ingin diet daging. Protein dalam kandungan tempe hampir sama dengan ayam,” seperti yang tertulis dalam buku Gans.
Karena sedang populer, belakangan ini sejumlah supermarket yang ada di Amerika Serikat menjual tempe dalam jajaran makanan segar. Seiring banyaknya populasi orang Asia di Amerika, permintaan akan tempe pun meningkat pesat.
Tak seperti di Indonesia yang mengolah tempe ke dalam berbagai masakan. Orang Amerika umumnya memakan tempe dengan cara dikukus saja dan dicampur dengan salad.
Lebih lanjut, tempe adalah makananyang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai. Secara umum, tempe berwarna putih karena disebabkan oleh pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga tercipta tekstur tempe yang padat. Feermentasi menyebabkan tempe memiliki aroma khas dan rasa yang sedikit masam.
Biasanya tempe banyak disukai oleh vegetarian sebagai pengganti daging. Di Indonesia sendiri, tempe diolah menjadi berbagai macam masakan seperti orek tempe, tempe bacem, tempe mendoan, dan lain-lain.(dea)