Sebagaimana diketahui, berbohong adalah suatu hal yang tak pantas dilakukan oleh seseorang. Dengan melakukan kebohongan, baik itu bersifat kecil atau besar akan berdampak kepada diri sendiri dan orang lain.
Jika seseorang sudah sekali berbohong, pastinya ia akan terus melakukan kebohongan lagi nantinya. Di mata para wanita, pria sering dicap sebagai pembual. Memang tak semua pria bersikap seperti itu, namun entah mengapa sebutan itu kerap menempel pada kaum adam.
Percaya atau tidak? Pernyataan bahwa pria adalah rajah bohong ternyata benar adanya. Menurut penelitian yang dilakukan belum lama ini, kaum pria diklaim lebih banyak melakukan kebohongan dibanding wanita.
Namun, bukan berarti wanita tidak melakukan kebohongan. Seperti dilansir Wolipop.com, Kamis (7/8/2014), dalam survei yang dilakukan oleh situs Paying Too Much, wanita melakukan kebohongan sebanyak tiga kali seminggu. Sementara, pria melakukan kebohongan sebanyak empat kali seminggu.
Adapun survei ini melibatkan sekitar dua ribu pria dan wanita. Di sini, para peneliti mengalisa apa yang membuat mereka berbohong. Terungkap, kaum wanita lebih sering berbohong untuk menjaga perasaan seseorang.
Sedangkan, para pria melakukan kebohongan untuk alasan yang lebih ekstrem. Selain itu, pola kebohongan pria dan wanita juga rata-rata sama. Menurut Michael Ward selaku managing director dari Paying Too Much, pria maupun wanita sama-sama memiliki kecenderungan untuk berbohong. Namun berdasarkan fakta penelitian, pria lebih rentan untuk berbohong dibanding wanita.
Tak hanya itu saja, sebuah penelitian juga menemukan bahwa orang yang sering berbohong lebih sering mengalami sakit kepala, stres dan merasa cemas. “Hubungannya cukup jelas. Tidak berbohong berkaitan dengan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi individu. Saya pikir itu cara yang menarik untuk melihatnya,” kata peneliti, Anita Kelly
“Saya pikir berbohong dapat menimbulkan banyak stres, menyebabkan kecemasan dan bahkan depresi. Mengurangi kebohongan tidak hanya baik untuk hubungan, tapi juga baik untuk diri sendiri. Kebanyakan orang tahu dampak buruk dari berbohong terhadap hubungan, tapi tidak mengenali sejauh mana kebohongannya itu dapat menyebabkan stres,” tambah Dr Bryan Bruno, psikiater di Lenox Hill Hospital di New York City.