Don't be Captious

Tradisi Sunat Perempuan di Afrika

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Jika Anda pikir sunat atau khitan hanya dilakukan oleh kaum pria saja, Anda salah. Ternyata sunat pada kaum wanita juga kerap terjadi, terutama di negara-negara benua Afrika.

Budaya sunat perempuan sudah ada jauh sebelum Islam turun. Sunat perempuan tidak dipraktekkan di negara-negara Islam seperti Arab Saudi atau Lebanon. Budaya FGM (Female Genital Mutilation) atau juga disebut Female Genital Cutting, merupakan adat budaya kuno ribuan tahun lalu, yang masih berurat akar dan berlangsung sampai saat ini khususnya di negara-negara Afrika, seperti Mesir (terutama daerah Upper Mesir), Somalia, Sudan, Ghana, dan sedikit daerah di semenanjung Arab seperti minoritas di Syiria, Turki, dan Irak.

Pelakunya bukan saja masyarakat Muslim tetapi juga masyarakat agama lainnya. Seperti di Ghana yang mayoritas beragama Nasrani, dimana praktek sunat perempuan juga dilakukan di kalangan umat Nasrani. Di Mesir sendiri, diperkirakan sekitar 90% perempuan melakukan praktek sunat. Alasan yang dikemukakan adalah untuk kebaikan anak perempuan dan juga sebagai perlindungan terhadap perempuan.

Pemuka agama setempat jelas-jelas membantah jika dikatakan bahwa sunat perempuan merupakan budaya Islam. Walau ada juga pemuka agama yang pro bahkan mengeluarkan fatwa bahwa sunat bagi laki-laki dan perempuan adalah wajib.

Dilansir dari blog Dunia Aneh, Senin (11/8/2014), di masyarakat rural, praktek biasanya dilakukan oleh para dukun tradisonal yang memotong dengan alat-alat yang tidak higienis seperti penggunaan pisau cukur atau belah bambu yang ditajamkan, dan semua ini dilakukan tanpa obat bius, sehingga setiap irisan dan potongan daging yang lepas bisa dirasakan dengan jelas oleh si anak.

Tidak heran banyak kasus ditemukan anak perempuan yang meninggal karena pendarahan hebat atau infeksi. Anak perempuan yang menjalani pemotongan alat organ intim baik yang bagian labia minor maupun labia mayor yang kemudian dijahit rapat dan hanya menyisakan sebuah lubang kecil untuk kencing dan jalan darah menstruasi saja, sehingga bentuknya menjadi datar dan rata mulus dan nampak bukan seperti kelamin wanita pada umumnya.

Praktek sunat wanita ini ternyata juga ada di Indonesia. Beberapa provinsi yang masih melakukan tradisi ini adalah Sumatra Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Gorontalo. Walau tidak seekstrem seperti yang terjadi di Afrika, namun masyarakat banyak yang percaya bahwa sunat perempuan adalah adat Islam. Bagaimana menurut Anda? (tom)

Latest article