Don't be Captious

STORY: Pria Berkeledai jadi ‘Perpustakaan’ Berjalan

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Keterbatasan sumber daya memang tak seharusnya menghalangi seseorang dalam meraih ilmu. Barangkali itulah yang ada dalam pikiran Luis Soriano, seorang guru sekolah dasar di La Gloria, Kolombia hingga ia mendirikan perpustakaan tak biasa yang diberi nama Biblioburro.

Konsep perpustakaan yang satu ini adalah mengantarkan sumber bacaan kepada pembaca yang membutuhkan, namun uniknya pengantaran buku ini dilakukan melalui keledai.

Menyaksikan besarnya pengaruh membaca kepada murid-muridnya yang kebanyakan menjalani hidup susah sejak usia dini, Soriano pun memutuskan anak-anak itu harus bisa mendapat akses terhadap buku. Dan karena daerah tempatnya mengajar memiliki infrastruktur yang tidak memadai, akibatnya anak-anak jadi tidak punya akses terhadap berbagai bacaan. Karena itulah Soriano memutuskan untuk membawakan buku-buku kepada anak-anak tersebut.

Dilansir dari Lit Reactor, Jumat (5/9/2014), dalam menjalankan perpustakaan uniknya ini, Soriano dibantu oleh kedua keledai miliknya, Alfa dan Beto. Biasanya sebelum berangkat pak guru ini memenuhi kantong pelana yang disampirkan di punggung Alfa dan Beto dengan buku kemudian ia melakukan perjalanan hingga empat jam untuk mengunjungi anak-anak di desa-desa sekitar.

Kalau guru-guru pada umumnya berangkat bekerja dengan mengenakan seragam rapi, pria periang yang satu ini justru mengenakan pakaian santai dan sebuah topi lebar untuk melindungi kepalanya dari sengatan matahari selama perjalanan.

Sesampainya di tempat tujuan, Soriano lantas membongkar buku bawaannya dari kotak bercat warna-warni di punggung Alfa dan Beto. Selain meminjamkan koleksi bukunya, Soriano juga membacakan buku kepada anak-anak. Ia bahkan membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah.

Awalnya perpustakaan Biblioburro dimulai dengan koleksi buku tak lebih dari 70 buah. Tetapi sejak Soriano menulis surat kepada Juan Gossain, seorang jurnalis dan penulis agar bersedia menyumbangkan satu eksemplar novelnya untuk koleksi Biblioburro, kini koleksi Biblioburro sudah semakin banyak, dan mencapai ribuan buku.

Banyak anak-anak dan orang tua yang merasa berterima kasih atas usaha Soriano dalam pendidikan di desa-desa terpencil. Berkat dedikasinya sejauh ini sekitar 4 ribu orang anak di daerahnya jadi melek huruf. Ia bahkan sempat mengalami kecelakaan saat berkeliling dengan perpustakaan keledainya tahun 2012 lalu, hingga salah satu kakinya harus diamputasi. Tetapi begitu kondisinya membaik Soriano kembali meneruskan program Biblioburro. Sungguh perbuatan yang sangat mulia. (tom)

Latest article