Mengunjungi Lukisan Kutukan di Situs Purbakala Tapurarang

Jika Anda menggemari wisata sejarah, maka Anda wajib kunjungi Situs Purbakala Tapurarang di Kokas, Kabupaten Fakfak, provinsi Papua Barat. Situs kuno ini menyimpan misteri yang tak terungkap dengan lukisan jaman pra sejarah yang ada di bebatuan tebing yang terjal.

Keunikannya terlihat pada tingkat kesulitan untuk melukis di bebatuan terjal tersebut. Keunikan lainnya adalah terlihat pada keawetan dari pewarna alami yang digunakan untuk melukis. Meskipun usia lukisan tersebut sudah puluhan abad, tapi sampai saat ini lukisan masih nampak jelas.  Dilansir dari Yukpegi, Jumat (12/9/2014), masyarakat sekitar menamakan lukisan itu sebagai cap tangan darah, karena warna merahnya mirip dengan darah.

Tempat dimana terdapat lukisan tersebut dianggap sakral bagi warga setempat. Mereka sangat percaya bila lukisan tersebut merupakan perwujudan dari orang yang terkena kutukan. Kutukan ini berasal dari arwah nenek yang bisa mengubah wujudnya menjadi setan kaborbor yang dipercaya sebagai penguasa laut yang sangat menakutkan. Nenek tersebut meninggal dunia dikarenakan tertimpa musibah, sehingga perahu yang ditumpanginya tenggelam.

Dari sejumlah penumpang perahu tersebut, hanya nenek tersebut yang meninggal dunia. Berdasarkan cerita yang berkembang kala itu tidak ada penumpang lainnya yang mencoba menolong nenek tersebut. Dikarenakan sakit hati, lalu arwah nenek itu berubah wujud menjadi seorang setan kaborbor yang mengutuk para penumpang lainnya. Semua penumpang dan hasil laut berubah menjadi lukisan di tebing.

Untuk bisa mencapai situs purbakala ini, Anda harus lebih dulu mencapai terminal Fakfak. Setelah itu Anda bisa menempuh perjalanan darat. Dari sini Anda bisa memakai angkutan luar kota menuju kawasan Kokas.  Jarak yang akan Anda tempuh sejauh 50 km dengan waktu tempuh berkisar dua jam. Biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 25 ribu per orang.

Sesampainya di kawasan Kokas, Anda masih harus melanjutkan perjalanan memakai longboat dengan estimasi waktu tempuh berkisar satu jam. Bila air sedang mengalami pasang, maka Anda dapat menaiki tebing dan melihat berbagai lukisan tersebut lebih dekat. Tapi kalau air sedang mengalami surut, maka keindahan lukisan di bebatuan tebing itu hanya dapat dilihat dari atas longboat saja. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Rasakan Sensasi Manis Dingin ‘Ice Bread’

Asyik! Bandung Bakal Punya 5 Hotel Baru