Kebanyakan orang akan merasa marah, sedih, dan frustasi ketika mengalami teror atau perlakuan tidak menyenangkan dari seseorang. Meski tidak salah, tetap saja ada orang yang melakukan bully pada orang lain dan hal itu terus berlanjut dan menjadi budaya di beberapa negara.
Seorang remaja bernama Caitlin Prater-Haacke mengalami pembully-an yang dilakukan teman-temannya. Ia mendapat teror di akun Facebook dan loker miliknya agar Ia mati saja. Tapi bukannya melakukan pembalasan dendam ataupun marah, Caitlin malah menyebarkan energi positif pada teman-temannya. Ia menempelkan notes-notes kecil berisi kalimat positif di seluruh loker temannya yang ada di sekolah. Ia tidak ingin melakukan hal yang sama seperti orang yang menerornya.
Dikutip dari vemale.com (Kamis, 16/10/2014), Ia sempat mendapatkan terguran dari guru karena perbuatannya menempelkan notes. Sang ibu yang mendengar hal ini pun kemudian protes pada guru yang menegurnya. “Waktu anakku dibully, tak ada yang melakukan hal apapun. Saat ia melakukan hal yang positif, ia malah ditegur,” ucap sang ibu.
Beruntunglah ada komunitas lokal yang mendengar kisah Caitlin dan ibunya. Merekaq pun memperjuangkan hak Caitlin sebegai orang yang di bully. Komunitas ini memberikan perlindungan kepada Caitlin dan ibunya, bahkan membuat suatu gerakan yang bernama Post It Day, sebuah hari di mana kita bisa memberikan memo positif yang menebarkan semangat.
Tujuannya untuk meningkatkan aura positif pada siapapun dan dimanapun. karena kita tak tahu kalau orang tersebut mungkin saja sebenarnya sedang membutuhkan pertolongan walaupun sedang tertawa.. Hal yang dilakukan Caitlin yang menyebarkan memo positif menjadi inspirasi semua orang bahkan sampai ke negara China. Banyak orang yang ingin membela orang-orang yang menjadi korban bully. (dea)