Don't be Captious

Cool Patch Pumpkins, Labirin Terbesar di Dunia

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Apa jadinya jika seorang yang tengah bermain di sebuah labirin dan tak bisa keluar hingga berjam-jam? Panik, mungkin itulah satu-satunya kata yang dapat menjelaskan keadaan tersebut. Bagaimana tidak, labirin bernama Cool Patch Pumpkins yang dibuat di sebuah ladang jagung ini dibangun di atas lahan seluas 63 hektar.

Dilansir Oddity Central, Minggu (16/11/2014), labirin raksasa yang terletak di Dixon, California ini berhasil memecahkan rekor Guinness Record pada tahun 2007 untuk labirin terbesar di dunia. Cool Patch Pumpkins dirancang oleh kembar bersaudara Matt dan Mark Cooley yang secara pribadi membentuk jalanan berkelok-kelok sepanjang 8 km tersebut.

Labirin ini mungkin terlihat mudah untuk dijelajahi saat pertama kali kaki menginjakkan kaki di dalamnya, tetapi pengunjung akan segera menyadari itu jauh lebih rumit dari yang mereka bayangkan pada awalnya. Percaya atau tidak, beberapa pengunjung terpaksa menelepon 911 untuk meminta bantuan.

“Saat hari mulai gelap, semua yang terlihat adalah jagung,” kata Matt sang pendiri labirin. “Banyak pengunjung mengatakan kepada kami bahwa mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk melewati jagung-jagung tersebut,” tambahnya.

BACA JUGA:  Menyantap Ayam Betutu Gilimanuk di Blok M

“Ada sebuah kekhawatiran: ada sedikit rasa takut yang terlibat,” kata Daryl Snedeker, seorang wakil dari departemen Solano County Shefiff. “Saya pikir mereka kewalahan. Anda bisa sedikit berhasil ketika Anda tidak bisa keluar dari sebuah tempat dan semuanya terlihat sama. Kami tidak tertawa, itu bukan lelucon bagi kami, dan staff kami memiliki pekerjaan yang serius, mereka menanggapi setiap panggilan yang masuk ke 911 dengan serius.”

Menurut Snedeker, alasan mengapa orang merasa terpuruk saat berada di labirin adalah karena banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melewatinya. Kebanyakan orang yang masuk labirin tidak menyadari bahwa itu akan memakan waktu berjam-jam. Semakin lama mereka berada di sana, semakin mereka mulai merasa panik. Snedeker juga menambahkan bahwa labirin tersebut berhasil membuat para staff dispatcher kebingungan juga.

Namun Matt mengatakan bahwa tersesat adalah inti dari labirin. “Mereka takut, dan mereka lelah. Mereka lelah dengan tersesat, yang merupakan keseluruhan ide.” Dia mengingatkan pengunjung bahwa ini bukanlah keadaan darurat yang nyata, dan semua orang dapat keluar pada akhirnya, jadi mereka harusnya hanya menikmati pengalaman tersesat itu. (tom)

BACA JUGA:  Mantap, Teh Organik Indonesia Jadi Perhatian Dunia di World Tea Expo Amerika Serikat

Latest article