Hutomo Dwi
Permasalahan yang berkali-kali muncul dalam lembaga-lembaga negara Indonesia belakangan ini, membuat band Kotak gerah. Mereka pun akhirnya terinspirasi membuat lagu yang berlatar kondisi pemerintahan Indonesia saat ini. Personel band Kotak memilih netral perihal kisruh KPK vs Polri. Band yang beranggotakan Tantri (vokal), Cella (gitar), Chua (bass) ini lebih memilih untuk mengkritik pemerintah lewat lagu buatan mereka.
“Kalau soal politik saya enggak mau komen apa-apa. Saya maunya netral. Tapi di album Kotak itu ada single yang mengkritik atau menyentil pemerintah,” ungkap Tantri Kotak dikutip dari WowKeren. “Tapi aku tidak mau gamblang lagu apa. Pokoknya ada. Itu komen Kotak tentang pemerintahan di Indonesia,” lanjutnya.
Berbeda dengan Tantri, Chua Kotak sang pemain bass lebih terbuka tentang lagu kritik tersebut. Menurutnya, sebagai rakyat Kotak ingin menyuarakan kritik mereka.
“Aku sebagai rakyat kok melihatnya hancur kondisi pemerintahan saat ini, makanya Kotak buat lagu judulnya “Bobrok”. Itu sangat menggambarkan sekali dengan keadaan politik Indonesia yang ada sekarang,” ujar Chua, bassist Kotak, saat ditemui di Kuningan City Mall, Jakarta Selatan, seperti dilansir dari Metrotvnewscom, Selasa (27/1/2015).
Menurut Chua, band Kotak memang segaja membuat lagu tersebut untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk mebangun negara lebih baik lagi. “Intinya tentang sistem pemerintahan yang sudah bobrok, sudah rusak dari level manapun, ada liriknya,” sambungnya.
Saat ini masyarakat Indonesia telah dipusingkan dengan kasus KPK dengan Kapolri, atau diistilahkan Cicak vs Buaya. Kasus tersebut menurut Chua sebagai pembuktian jika pemerintahan Indonesia sudah ‘bobrok’.
“Lagu ‘Bobrok’ itu buat semuanya, itu sebenarnya karena negara kita budayanya sudah budaya korupsi ya susah. Kalau ada korupsi tembak mati saja,” tutupnya.
Sebelumnya, para personel Kotak juga telah memulai debutnya di seni peran di film “Rock ‘N Love”, yang menceritakan tentang perjalanan band Kotak hingga kini. (tom)
