Petualangan Tak Terlupakan ke Gunung Merapi

Gunung Merapi

Desa Selo merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Desa ini berada tepat di kaki Gunung Merapi yang memiliki tinggi 2.965 mdpl juga termasuk dalam rangkaian gunung teraktif di dunia. Gunung ini bersandingan dengan Gunung Merbabu yang letaknya tidak terlampau jauh. Nah, untuk menuju ke basecamp bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Namun agar lebih nyaman maka tim jadiBerita menggunakan kendaraan pribadi, hingga tiba di dusun Plalangan ikuti saja jalanan aspal yang mulai menanjak. Dari kejauhan akan tampak tulisan besar “NEWSELO”, yang menandakan keberadaan basecamp sudah mulai dekat. Keberadaan basecamp dapat dikenali dengan adanya spanduk yang menghiasi rumah warga dengan tulisan “BASECAMP PENDAKIAN GUNUNG MERAPI” dan toko sovenir yang berada didepannya. Sebenarnya ini adalah rumah warga namun dijadikan tempat persinggahan para pendaki, dengan daya tampung sekitar 30 orang pendaki. Biaya pendaftaran per orang mencangkup 15 ribu rupiah, dengan meninggalkan salah satu kartu identitas kelompok pendaki, mengisi buku tamu, dan memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi. Hal ini tentu sangat penting untuk keselamatan pribadi maupun kelompok pendaki.

Proses Pendakian

Perjalanan pun dimulai pada pukul 00.05 WIB, meskipun malam hari namun jalur pendakian merapi via selo ini cukup ramai dari wisatawan domestik maupun luar negeri. Setelah melewati jembatan, akan ada sebuah joglo di samping tulisan “NEWSELO”. Pemandangan saat malam hari bagai melihat taburan bintang, kita dapat melihat cahaya lampu rumah penduduk Boyolali dan Magelang. Perjalanan masih panjang, awalnya memang terasa berat karena masih beradaptasi dengan rute pendakian merapi yang dikenal lumayan â??menantangâ?. Lanjut melewati ladang milik penduduk di sebelah kanan dan kiri, jalan yang menuntun pendakian berupa jalan setapak.  Waktu yang diperlukan kira â?? kira 1 jam untuk mencapai gapura â??Taman Nasional Merapi â?? Merbabuâ?, tempat ini biasa disebut pos bayangan untuk istirahat para pendaki. Begitu pula dengan kami yang mulai lelah, beristirahat menjadi pilihan.

Setelah 15 menit, kami semangat melanjutkan pendakian. Melewati semak â?? semak dan dituntun melalui jalanan yang sempit namun cukup mudah untuk dilalui. Beberapa kali kami juga melihat hewan melata berupa cacing, karena tanah masih basah akibat guyuran hujan tak salah jiwa hewan kecil ini menghiasi perjalanan. Hampir satu jam kami sampai di POS I, pos ini bisa ditandai dengan adanya bongkahan batu â?? batu besar disamping pos, genteng pos yang berwarna merah, dan menjadi pos yang cocok untuk mendirikan dome. Jam menunjukkan pukul 2 dini hari, angin berhembus sangat kencang. Suara pepohonan seakan ribut terkena angin, akhirnya kami putuskan untuk istirahat dibalik bebatuan menggunakan sleeping bag. Beratapkan jutaan bintang â?? bintang, kerasnya alas tidur seakan tak lagi terasa karena indahnya pemandangan langit di kala malam cerah. Syahdu rasanya, kami berusaha untuk tidur walau suara angin begitu berisik dan sangat dingin, diperkirakan suhu saat itu mencapai 5 bahkan 0 derajat celcius.

Bintang mulai hilang dan langit mulai terang, pukul 5 kami berusaha menahan dinginnya pagi untuk melaksanakan ibadah sholat subuh. Dari sini kami disuguhi pemandangan paling menakjubkan, disebelah barat tampak deretan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Dataran Tinggi Prau, tepat didepan Gunung Merapi ada Gunung Merbabu yang tak kalah indah untuk dinikmati. Sayup â?? sayup terdengar sauar kicauan burung, ternyata di Merapi ini cukup banyak buruk jalak hitam yang terbang kesana kemari. Kemudian kami sarapan dengan potongan roti dan selai, setelah barang bawaan dirapikan kami lanjut pendakian. Jalur yang ditapaki mulai melewati bongkahan batu besar, hampir 2 jam perjalanan karena kami sering berhenti untuk sekedar minum atau buang air kecil. Sampai menemui POS II yang ditandai dengan sebuah tugu, dilanjut hingga Pasar Bubrah atau dikenal sebagai Pasar Setan. Konon katanya banyak makhluk halus yang berdagang dikawasan ini dikala malam, hiiiii serem ya. Tapi disini juga jadi tempat mendirikan tenda bagi para pendaki, karena dekat dengan puncaknya. Untuk mencapai puncak jalan yang ditempuh semakin berat, karena berupa pasir dan bebatuan. Dipuncak Gunung Merapi para pendaki berbatasan langsung dengan kawah, puas rasanya bisa menakhlukkan Gunung fenomenal ini.

Total perjalanan mendaki sekitar 4 hingga 5 jam lamanya, tergantung kecepatan kita menapaki jalur. Sedang paa saat turun juga melalui jalur yang sama namun terasa lebih cepat, karena hanya ditempuh dalam waktu 3 jam dan istirahat di Mushola dekat basecamp. Bagi anda yang ingin mendaki, berikut tips barang bawaan yang harus dibawa.

Tips Mendaki Bagi Pemula

  1. Cek dahulu jalur pendakian dan waktu yang tepat untuk mendaki
  2. Siapkan kondisi tubuh yang sehat dengan olahraga 2 minggu sebelum pendakian
  3. Bawa barang yang penting saja
  4. Wajib hukumnya membawa sleeping bag saat mendaki
  5. Membawa dome bagaikan membawa rumah untuk para pendaki
  6. Tas carrier sesuai kebutuhan saja
  7. Cover bag agar tas tidak basah terkena embun atau hujan
  8. Sarung tangan
  9. Kaos kaki
  10. Jaket
  11. Sepatu tracking gunung
  12. Peralatan memasak dan bahan makanan
  13. Perlengkapan P3K
  14. Jas hujan
  15. Matras untuk alas tidur

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.

5 Fakta Film Mad Max: Fury Road

Coki Bikin Band Lagi, Netral Bubar?