Street art adalah seni yang dikembangkan dan ditampilkan di ruang publik, baik di jalan, dinding, pavement atau dimanapun. Di Indonesia sendiri, street art lebih banyak ditemukan pada dinding atau tiang-tiang jembatan ataupun jalan layang.
Di luar negeri, street art mendapatkan sarana lebih banyak untuk mengeksplorasi kemampuan mereka. Bahkan karya-karya mereka sangat menakjubkan dan memukau siapapun yang melihatnya.
Seperti street art yang diberi nama The Crevasse yang terletak di Pier Timur, Dun Laoghaire, Irlandia. The Crevasse merupakan sebuat street art karya Edgar Mueller, seniman asal Jerman. Ia bekerja dalam waktu 5 hari dan menghabiskan waktu hingga 12 jam setiap harinya.
Mueller dibantu oleh 5 rekannya membuat The Crevasse dalam rangka festival kota dalam budaya dunia. Ia melukis jurang di aspal seluas 250 meter persegi menggunakan cat tembok aklirik.
Mueller juga dibantu oleh lensa kamera untuk menajamkan imajinasinya sehingga tercipta ilusi optik nyata yang mengagumkan. Ia tidak lengah memperhatikan setiap detail lukisan tersebut agar benar-benar terasa nyata dan memiliki kesan mendalam.
Ia mengaku terinspirasi dari ‘Pavement Picasso’ karya Julian Beever di Inggris yang menghadirkan kesan dramatis. Kemudian ia membuat 3D street art dengan konsep yang lebih lembut namun menakjubkan.
Karya lain dari Edgar Mueller juga masih mengusung tema jurang yang kemudian diberi nama Lava Burst. Dalam karyanya yang satu ini ia memberikan sentuhan cukup mengerikan.
Dimana jurang-jurang yang di bawah dan sisinya terdapat lava panas yang menyala merah. Kedua karya Mueller ini diakui merupakan karya-karya 3D Street Art terbaik di dunia versi Listverse, dimana The Crevasse menduduki peringkat pertama dan Lava Burst menduduki peringkat 5.
(anb)