Perbedaan keyakinan di negeri kita kerap berujung pada kejadian yang tak mengenakkan. Dari penutupan paksa tempat ibadah sampai penyerangan rumah warga minoritas. Internet dan media cetak dipenuhi dengan berita negatif yang membuat kita pesimis akan masa depan toleransi hidup beragama di Indonesia.
Tapi sebenarnya, toleransi itu masih ada. Setidaknya sisa-sisanya masih bisa kamu lihat dalam beberapa destinasi wisata religi di artikel ini, yang dilansir jadiBerita dari berbagai sumber.
1. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral
Salah satu simbol kerukunan umat antar agama yang terletak di pusat Ibukota Jakarta adalah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Mereka dibangun berdampingan, berdiri melengkapi satu dan lainnya. Lokasi pembangunan masjid yang berdampingan dengan Gereja Katedral ini dipilih untuk melambangkan semangat persaudaraan, persatuan, dan toleransi umat beragama sesuai nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Sejauh ini kegiatan keagamaan di dua tempat ini berjalan dengan baik. Bahkan ketika perayaan Natal berlangsung, banyak umat Muslim yang turut membantu pengamanan bersama-sama dengan kepolisian.
2. Masjid Al-Muqarrabien dan Gereja Masehi Injil
Jakarta masih punya tempat lain yang membuktikan adanya toleransi umat beragama di Indonesia. Dua tempat ibadah yang menjadi simbol kerukunan tersebut terletak di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dua tempat ibadah tersebut adalah Gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabien. Walau dibangun untuk dua keyakinan yang berbeda, dua tempat ibadah ini hanya terpisah oleh dinding. Hubungan baik antara kedua gedung dan pengurusnya tetap terjaga baik hingga kini. Hubungan baik itu dijaga oleh berbagai tindakan kecil. Misalnya, pengurus masjid sengaja memasang loudspeaker ke arah yang berlawanan dari gereja.
3. GPIB Immanuel dan Masjid Agung Jami
Di Malang, juga terdapat dua bangunan tempat beribadah yang saling berdampingan. Kedua tempat ibadah tersebut berdiri berdekatan selama lebih dari 100 tahun. Lokasi kedua tempat ibadah ini terletak di jantung kota Malang, tepatnya di depan alun-alun kota. GPIB Immanuel dibangun pada tahun 1861 sedangkan Masjid Agung Jami dibangun pada tahun 1875. Meski hanya berhimpitan dipisahkan oleh kantor asuransi di tengahnya, tidak pernah ada pertengkaran ataupun percekcokan selama lebih dari 1 abad.
4. Kompleks Puja Mandala
Kompleks rumah ibadah yang terletak di kawasan Nusa Dua, Bali ini tergolong unik, karena di tempat inilah terletak bangunan beribadah lima agama yang ada di Indonesia, yang terletak dalam satu kompleks. Mungkin juga tempat seperti ini hanya satu-satunya di dunia.ย Kita dapat melihat lima bangunan peribadatan yang berderet, mulai dari Masjid, Gereja Katolik, Wihara, Gereja Kristen Protestan, hingga Pura. Mungkin karena itulah tempat ini disebut dengan nama Puja Mandala, yang artinya ruang untuk melakukan persembahyangan. Kompleks tempat peribadatan ini juga sering disebut dengan miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia. Tempat ini membuktikan bahwa umat beragama di Indonesia bisa hidup rukun dan saling berdampingan.
5. GKL Joyodiningratan dan Masjid Al-Hikmah
Yang menjadikan tempat ini unik adalah bangunan Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan dan Masjid Al-Hikmah letaknya berdempetan dan saling berbagi tembok. Lebih unik lagi ternyata alamat dari dua bangunan ini sama, yaitu di Jalan Gatot Subroto no. 222. Untuk mencegah konflik, masing-masing pengurus dari kedua bangunan peribadatan ini saling bekerjasama membangun sebuah tugu lilin. Tugu lilin tersebut adalah bentuk janji kedua pengurus bahwa mereka akan mengedepankan toleransi dan kerukunan antarumat beragama dalam setiap aktivitas mereka.ย Nilai toleransi ini benar-benar dibuktikan dengan tindakan nyata. Jika hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Minggu, misalnya, maka pimpinan GKJ akan membatalkan jadwal kebaktian atau misa di hari itu dan memindahkannya ke hari yang lain. Ini supaya umat Muslim yang merayakan Idulfitri setahun sekali dapat beribadah dengan khidmat.
6. Menara 5 Agama
Tugu yang terletak di Bukit Kasih Kanonang, kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara ini juga populer dengan sebutan wisata toleransi beragama. Tempat yang bisa dituju dengan waktu perjalanan selama 2 jam dari kota Manado ini memiliki menara dengan tinggi 22 meter dengan lima bidang sisi yang masing-masing sisinya terpahat relief simbol dari 5 agama besar di Indonesia. Selain itu, tempat wisata yang dibangun di atas tanah berukuran 4 hektar ini didirikan pada tahun 2002 dan memiliki 5 tempat ibadah bagi 5 agama yang berbeda di sekelilingnya. (tom)