Lee Eun Chae, seorang model cilik asal Korea Selatan (Korsel), mendadak bikin satu daerah di Jawa Tengah geger. Pasalnya model berusia 8 tahun ini menggunakan kursi sewa yang biasa digunakan kondangan di Wonogiri, Jawa Tengah.
Foto ini diunggah oleh akun Instagram @baostudio_bykidsplanet, 31 Desember 2017 lalu. Foto itu menunjukkan Lee Eun Chae mengenakan kemeja putih diselimuti jaket jeans. Lee duduk di sebuah kursi besi khas tempat duduk tamu kondangan di desa.
Bahkan pose Lee sangat menunjukkan nama persewaan kursi kondangan tersebut. Lee duduk terbalik dan dadanya bersandar pada kursi. Foto itu merekam jelas sebuah tulisan. Tulisan itu berwarna hitam dan didominasi warna oranye. “Sekar-Tanjung, Kismantoro” terang aksara di kursi itu.

Lee Eun Chae sendiri sebelumnya juga jadi viral karena disebut sebagai salah satu anak paling cantik di Korea. Kini, Eun Chae pun terjun di dunia model yang sering melakukan pemotretan. Followers Eun Chae di Instagram mencapai telah mencapai lebih dari 91 ribu.
Setelah ditelusuri, diketahui Kismantoro adalah nama suatu desa atau kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sedangkan Sekar-Tanjung merupakan nama sebuah persewaan atau dekorasi pernikahan lokal di desa tersebut. Diketahui pula, kursi itu merupakan buatan seseorang bernama Sunardi.
Sunardi turut bangga karena kursi bekas yang pernah menjadi aset usahanya sekarang dikenal banyak orang setelah dikabarkan sampai di Korea Selatan. Lelaki paruh baya warga Crabak RT 003/RW 003, Gambiranom, Kismantoro, Wonogiri itu masih seperti tak percaya kursi bekas bertuliskan Sekar-Tanjung, Kismantoro itu dipakai sebagai properti sebuah pemotretan model cilik Korea Selatan.

“Awalnya saya ragu apa betul kursi itu punya saya dulu. Setelah saya perhatikan detail warna dan tulisannya ternyata sama dengan kursi punya saya dulu,” kata Sunardi seperti dikutip dari Soloposcom, Senin (29/1/2018).
Dia menceritakan dirinya dulu membeli kursi yang disebut dengan kursi gembreng itu seharga Rp 13 ribu per unit sebanyak 300 unit sebelum 1998, nggak lama setelah membuka usaha persewaan perlengkapan hajatan. Aset kursinya bertambah hingga mencapai seribu unit seiring berkembangnya usaha. Seluruh kursi dicat dengan warna sama, yakni hitam pada kerangka dan oranye pada sandaran dan lempengan di bagian dudukan.
Lempengan sandaran bagian belakang diberi tulisan Sekar-Tanjung, Kismantoro dengan cat semprot. Di sisi kanan dan kiri kata Kismantoro terdapat variasi dua garis pendek dan di tengahnya terdapat satu garis lebih panjang. Tulisan itu menjadi ciri khas hingga sekarang. Seiring bergulirnya waktu, kursi gembreng milik Sunardi itu tinggal 750 unit.

“Dahulu kursi itu laris. Sejak 6 tahun lalu nggak ada yang mau menyewa kursi seperti itu lagi. Orang lebih memilih kursi lipat atau kursi plastik. Akhirnya semua kursi saya simpan di gudang,” ulas Sunardi.
Lalu, bagaimana kursi itu bisa sampai ke Korea? Sekitar satu setengah tahun lalu, Sunardi menjual kursi tersebut kepada Misni, warga Gesing RT 002/RW 001, Desa Gesing, Kismantoro. Misni memberitahu Sunardi bahwa kursi-kursi itu dijual kepada pengepul di Bali. Pengepul tersebut menjual lagi kepada pemesan di luar negeri, sehingga nggak heran jika akhirnya kursi itu akhirnya bisa sampai ke Korea.

“Turut senang ternyata barang bekas yang pernah saya beli jadi properti yang menarik di luar negeri,” kata Sunardi.
Sepertinya kini Wonogiri bakal makin dikenal dunia karena fotonya yang jadi viral ini. (tom)