Tak ada yang tak mungkin, itulah yang ditunjukkan oleh kakak-beradik asal Salatiga, Jawa Tengah. Meski berasal dari keluarga yang ekonominya pas-pasan, mereka berhasil berprestasi di kancah internasional.
Dikutip dari kompascom (Selasa, 16/12/2014), keduanya adalah Arfian Fuadi dan Arie Kurniawan yang hanya merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Arfian lulus dari SMKN 7 Semarang pada 2005 dan Arie lulus dari SMKN 3 Salatiga pada tahun 2009.
Berawal dari passion dalam bidang desain. Keduanya mulai mendalami bidang tersebut. Namun langkah mereka untuk mendalami desain tidaklah mudah. Mereka tidak mendapat kesempatan kuliah formal di bidang desain karena kekurangan biaya, tapi mereka memiliki cara lain dengan belajar dari dunia maya.
Arfian selalu meminjam komputer sepupunya untuk belajar. Arfian sempat bekerja di kantor pos sebagai penjaga malam. Dari pekerjaannya, Ia mengumpulkan uang sedikit demi sedikit sehingga akhirnya cukup untuk membeli komputer.
“Dari tabungan terkumpul Rp 1,5 juta dan diberi tambahan uang dari ayah, hingga saya bisa beli komputer,” ujar Arfian. Hingga pada tahun yang sama, Arfian dan adiknya berhasil membuka sebuah usaha bernama Dtech-Engineering.
Pada tahun ini, Arfian dan Arie mengikuti ajang internasional beberapa waktu lalu. Ajang tersebut bernama “3D Printing Challenge”. Keduanya berhasil membuat sebuah rancangan komponen pesawat jet generasi teranyar. Berat komponen asli seberat 2.033 gram mereka ubah menjadi hanya 327 gram saja.
Karena penemuannya yang luar biasa, Arfian dan Arie bahkan bisa mengalahkan para doktor yang berasal dari Swedia dan lulusan Oxford University yang kerja di perusahaan Airbus. Kompetisi ini diikuti oleh berbagai insinyur dari berbagai negara.
Alhasil, pencapaian itu membuat branding Dtech Engineering yang mereka kelola sdikenal di dunia internasional. “Ada juga kliennya yang datang karena tahu kami memenangkan kompetisi itu,” jelas Arfian.(dea)