Betawi alias warga asli yang menghuni Jakarta hingga kini masih menyimpan dengan baik warisan peninggalan budaya yang diturunkan oleh para nenek moyangnya. Mulai dari makanan khas, bahasa, musik, hingga tarian adat, semuanya masih melekat dan tidak terkikis zaman. Meski ada banyak warga pendatang yang datang menghuni ibu kota Jakarta, warga asli Betawi tidak kehilangan jati diri serta kebudayaan asli mereka. Budaya Betawi mampu berbaur apik dengan kehidupan modern sehingga bisa menjadi ikon penting kota Jakarta.
Di beberapa acara kenegaraan di dalam maupun luar negeri, kesenian Betawi seringkali dihadirkan sebagai tradisi untuk menyambut para tamu negara. Jadi Berita merangkum empat kesenian khas Betawi yang menjadi ikon Jakarta dan sering muncul dalam acara kenegaraan, yaitu:
1. Ondel-ondel
Ini dia maskot Betawi yang sangat tenar. Siapa sih yang tidak mengenal manekin raksasa yang satu ini? Ondel-ondel seolah melekat kuat dan tidak dapat dipisahkan dari budaya Betawi. Ondel-ondel biasanya tampil berpasangan, ondel-ondel pria mengenakan topeng merah, dengan kumis dan cambang serta pakaian berwarna gelap. Sementara ondel-ondel wanita bertopeng putih dengan gincu merah dan menggunakan pakaian berwarna terang. Keduanya dilengkapi hiasan kepala khas Melayu bernama Kembang Kelapa. Ondel-ondel dibuat dari rangka bambu yang memungkinkan orang membawanya dari dalam. Ondel-ondel biasanya tampil di barisan terdepan dari sebuah arak-arakan pada pesta pernikahan atau sunatan, diikuti oleh pengantin, keluarga, dan kerabat. Arak-arakan dilakukan dengan mengelilingi kampung, nuansa Betawi yang diciptakan semakin kental dengan irama tanjidor mengiringinya.
2. Tari Belenggo
Tari Belenggo ini mirip dengan tari ronggeng. Tarian ini pernah populer di Batavia saat masa penjajahan Belanda. Pengaruh Cina yang mengalir pada Betawi turut mempengaruhi gerak tarian ini. Tari Belenggo biasanya ditarikan dengan iringan tiga buah rebana dengan ukuran yang berbeda. Ditambah lagi suara dari satu atau dua rebab yang biasanya dimainkan dengan gamelan, biola, atau kecapi. Gerakan tariannya sangat sederhana dan menyerupai tari zapin, semua penari merupakan laki-laki yang mengenakan kostum hitam mirip dengan pencak silat. Bahkan koreografinya pun mengikuti gerakan ala pencak silat.
3. Tari Lenggang Nyai
Selain tari Belenggo juga ada tari Lenggang Nyai. Tarian ini melibatkan empat hingga enam anak perempuan. Lenggang Nyai menggambarkan perempuan Betawi yang lemah gemulai dan cekatan. Tarian lebih sering muncul pada acara seni dan pariwisata di luar negeri. Perpaduan antara tari cokek dan tari topeng serta pengaruh tarian-tarian Cina membuat tarian ini terlihat menarik. Para penari melenggang dengan mengenakan pakaian merah dan hijau terang ditambah aksesoris ikatan kepala khas Cina.
4. Tanjidor
Musik khas Betawi ini dilahirkan dari perkebunan Belanda yang terletak di pinggiran Batavia seperti Depok, Cibinong, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Orang yang memainkannya adalah budak-budak yang mempersembahkan pertunjukan untuk menir-menir Belanda. Saat perbudakan dihapus pada abad ke-19, kelompok tanjidor tetap bermusik dengan cara mengamen demi mendapatkan penghasilan. Pengaruh Eropa tampak jelas dari penggunaan alat musik seperti terompet, bas, klarinet, dan simbal.
Sudah tahu khan ragam kesenian Betawi yang populer hingga ke luar negeri. Nah, kita sebagai generasi muda juga harus terus melestarikan budaya sendiri supaya tidak akan terkikis dengan kebudayaan asing yang sedang gencar belakangan ini. Yuk, ciptakan gerakan cinta kebudayaan Indonesia sejak sekarang!
(jow)