Kota Geel, Separuh Warganya Pasien Rumah Sakit Jiwa

Merna Arini

Melihat judul di atas, kamu pasti bertanya-tanya bagaimana bisa ada kota yang separuh warganya mengalami sakit jiwa. Di negara Belgia, ada sebuah kota yang bernama Geel, kota ini memang tergolong unik sehingga menjadi perbincangan di seluruh dunia. Lalu kenapa warga di kota ini separuh warganya adalah pasien rumah sakit jiwa?

Alasan kenapa separuh warga di Kota Geel mengalami sakit jiwa karena kota ini disebut sebagai rumah bagi para pasien sakit jiwa selama beratus-ratus tahun. Selama beratus-ratus tahun itulah, orang-orang yang punya masalah kejiwaan diterima di rumah-rumah penduduk dengan tangan terbuka.

Kota Geel memang punya model perawatan psikoatis yang unik sejak abad ke-14 sehingga menjadi tempat penampungan bagi para pasien rumah sakit jiwa. Banyak pasien rumah sakit jiwa yang dialihkan untuk berobat ke kota ini sehingga lama-lama jumlah penduduk aslinya berbanding sama dengan pasien rumah sakit jiwa yang di rawat di kota Geel.

Kota Geel (wikimedia.org)
Kota Geel (wikimedia.org)

Terlepas dari warganya yang merupakan pasien rumah sakit jiwa, secara penampilan kota Geel tidak jauh berbeda dengan kota wisata kebanyakan. Kota ini tampak indah dari luar dengan pemandangan sungai, pegunungan, serta pedesaan khas Antwerp yang layak untuk dijadikan objek wisata.

Ada yang unik dari cara warga kota Geel menangani pasien rumah sakit jiwa, pasien dengan masalah mental ini tidak dikurung dalam rumah sakit namun dibiarkan tersebar begitu saja di rumah-rumah warganya. Metode perawatan ini ternyata sudah berlangsung selama beberapa abad. Para pasien rumah sakit jiwa ini bahkan diberi kebebasan untuk memilih apakah mereka tetap ingin tinggal di dalam rumah sakit atau tinggal di perumahan warga.

Dilansir dari Independent, ada seorang penulis buku dan ahli sejarah budaya yang bernama Mike Jay. Ia datang ke kota Geel untuk melihat dan mempelajari sendiri fenomena pasien rumah sakit jiwa ini. Jay mengatakan kalau warga asli Geel sangat menghindari persepsi kegilaan secara umum. Mereka lebih menganggap pasien rumah sakit jiwa yang ada di kota Geel adalah tamu spesial yang layak untuk dihargai karena menjadi gila bukanlah pilihan para pasien rumah sakit jiwa.

Namun, ternyata bukan hanya pasien dengan gangguan kejiwaan yang berat seperti psikosis dan schizophrenia yang diterima di kota ini, tapi orang-orang dengan kesulitan belajar juga diterima dengan tangan terbuka. Bahkan mereka yang tidak memiliki diagnosis penyakit sama sekali. Pasien dibebaskan untuk datang dan pergi sesuka hati di rumah-rumah penduduk. Semua perilaku tak biasa diterima dengan wajar, dan bukannya langsung buru-buru ditangani sebagai sebuah gejala atau dicarikan obatnya.

Pasien rumah sakit jiwa (kiri) dan warga kota Geel (kanan) (www.cbc.ca)
Pasien rumah sakit jiwa (kiri) dan warga kota Geel (kanan) (www.cbc.ca)

Para warga kota Geel seolah sudah melebur dengan para pasien rumah sakit jiwa sehingga kamu jangan kaget sewaktu melihat banyaknya orang berpenyakit mental yang ada di toko maupun jalanan kota Geel. Para anak-anak kota Geel bahkan bergaul akrab dengan pasien rumah sakit jiwa ini. Mereka mengatakan kalau ini semacam hubungan saling belajar di kedua pihak. Anak-anak kota Geel dan pasien rumah sakit jiwa akan sama-sama belajar berinteraksi dengan sesame tanpa memandang status psikologi mereka.

Bagaimana JBers? Apakah kamu ingin mencoba datang berkunjung ke kota Geel yang ada di Belgia ini? Tapi jangan kaget yah kalau nanti di tengah jalan kamu bertemu dengan pasien rumah sakit jiwa yang tiba-tiba menghadang kamu. (jow)

Bagikan:

Merna Arini

Buka jendela ilmu dengan membaca.