Bagi JB’ers yang berjiwa petualang, tempat ini mungkin pas untuk jadi rekomendasi yang perlu dituju. Namanya Bukit Bintang. Ini merupakan dataran tertinggi di Kota Bandung, sehingga jika kamu berada di sini, maka kamu bisa melihat seluruh pemandangan di kota tersebut dari atas. Kelap-kelip Kota Bandung akan terlihat sangat indah pada malam hari.
Sejarah Bukit Bintang
Bukit Bintang dengan ketinggian 1442 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini awalnya merupakan hutan pinus sadapan. Lantaran pemandangan yang bagus dan mulai dikunjungi sejumlah wisatawan, pada akhirnya tempat ini dibuka secara resmi sebagai salah satu tempat wisata oleh Perhutani Divreg Jabar dan Banten pada September 2014 lalu.
Rute Perjalanan
Bukit Bintang terletak di Kampung Buntis Bongkor, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Dataran tinggi Parahyangan ini masuk wilayah Perhutan KPH Bandung Utara. Bukit Bintang ini berada di dataran lebih tinggi dari tempat wisata Tebing Keraton dan Bukit Moko di kawasan yang sama.
Jika JB’ers dari Jakarta, masuk Dago kemudian ke arah Cicaheum hingga kawasan Padasuka (Saung angklung udko). Nanti JB’ers akan masuk gang yang jalannya akan terus menanjak.
Bila JB’ers menggunakan kendaraan pribadi, maka dapat mengambil jalur ke arah Dago Pakar. Setelah menemukan pertigaan ambil arah yang menuju Stone Cafe. Dari area stone Cafe, ambil arah ke kanan. Jika membawa mobil, disarankan untuk membawa mobil yang berukuran minimalis, lantaran jalan yang lumayan sempit. Dan siap-siap untuk tahan gas dan rem karena ada beberapa tanjakan yang curam.
Belum ada kendaraan atau angkutan umum untuk menuju Bukit Bintang. Hanya ada ojek yang bisa jadi alternatif untuk menuju puncak Bukit Bintang.
Keindahan Alam
Sesampainya di Bukit Bintang, JB’ers bisa menikmati keindahan alam di dataran tinggi, melihat lahan pertanian dan perkebunan di sekitar dan kawasan perkotaan di bagian bawah. Dengan angin pegunungan yang dingin, JB’ers juga bisa sambil bersantai di saung tempat makan.
JB’ers juga bisa menikmati sejuknya udara di tengah-tengah hutan pinus yang berada di Bukit Bintang. Jika berfoto di tengah-tengah hutan pinus, mungkin kamu seperti berada di lokasi syuting Twilight atau film lokal Ganteng-Ganteng Serigala ๐
Keindahan alam baru benar-benar lebih indah saat memasuki waktu Magrib. Meski sunset atau Matahari terbenam, tapi JB’ers bisa melihat bagaimana lampu-lampu di kawasan perkotaan mulai menyala. Langit makin gelap, dan pemandangan pun makin indah.
Anak-anak muda saat itu mulai berfoto-foto dengan latar belakang landscape kelap-kelip Kota Bandung. Suasana ini bisa menjadi tempat yang romantis bagi JB’ers bersama pasangan.
Di paling atas, atau puncak, ada replika Bintang berukuran lumayan besar. Yang lampunya akan menyala pada malam hari. Ini menjadi simbol puncak Bukit Bintang dan bisa menjadi spot yang tak kalah menarik untuk berfoto.
Tiket Masuk
JB’ers akan dikenai dua kali tiket masuk. Pertama, saat masuk gerbang, setiap kendaraan akan dikenai uang masuk sekitar Rp 5 – 10 ribu. Kemudian setelah tiba di kawasan Bukit Bintang, kamu akan dikenai tarif masuk naik ke atas puncak Bintang sebesar Rp 12 ribu.
Di sekitar Bukit Bintang, ada tempat makan dengan nuansa saung dan pemandangan pinggir tebing, di mana JB’ers langsung dicegat oleh penjaga pintu masuk untuk membeli voucher Rp 25 ribu per orang wajib sebagai tanda masuk tempat makan tersebut. Voucher itu digunakan untuk makan yang harga menunya juga Rp 25 ribu per porsi, termasuk minum.
Kesimpulan
Bukit bintang sangat cocok bagi JB’ers yang berjiwa petualang dan ingin merasakan romantisme pemandangan dibalut udara dingin untuk menghabiskan malam bersama pasangan
Tips
– Pakai Jaket yang tebal untuk menghindari udara dingin yang menusuk
– Pakai sepatu lebih aman daripada sandal
– Pastikan kendaraan dan kapasitas orang yang mengangkut tidak overload, karena ada beberapa titik tanjakan yang sangat curam
– Bawa makanan secukupnya agar tak terlalu berat saat menanjak
(rei)