Kisah Mata Hari, Sang Ratu Mata-mata Dunia yang Pernah Singgah di Jawa

Hutomo Dwi

Mendengar mata-mata, mungkin bakal terpikir olehmu tokoh-tokoh fiksi yang ahli dalam spionase seperti James Bond. Namun, ada satu tokoh nyata yang cukup ahli dalam spionase dan mata-mata. Lebih mencengangkan lagi, ternyata mata-mata ini adalah seorang perempuan. Siapa dia? Dia adalah Mata Hari.

Mata Hari adalah legenda mata-mata perempuan dalam sejarah intelijen. Dia bahkan mendapat julukan sebagai ‘The Greatest Woman Spy’, ratunya mata-mata. Seperti apa kisahnya? Berikut ini kisah dari Mata Hari seperti dihimpun jadiBerita dari berbagai sumber.

Mata Hari (Pinterest)
Mata Hari (Pinterest)

Mata Hari terlahir dengan nama Margaretha Geertruida ‘Grietje’ Zelle pada 7 Agustus 1876 di Belanda dari pasangan pengusaha minyak Belanda yang sukses. Margaretha alias Mata Hari tumbuh sebagai remaja bertubuh tinggi, payudaranya kecil. Namun, tubuh eksotisnya membuat dia punya daya tarik. Rambutnya hitam dan kulitnya coklat. Penampilannya itu karena pengaruh darah Jawa yang mengalir di tubuhnya dari nenek moyangnya.

Kebangkrutan bisnis ayahnya pada 1889, mengubah kehidupannya secara drastis — orang tuanya bercerai, ibunya meninggal, dan dia dikeluarkan dari sekolah calon guru taman kanak-kanak karena skandal dengan kepala sekolahnya.

Hidup kacau, saat usia 18 tahun, yaitu pada tahun 1895, Margaretha menikahi seorang pegawai militer Belanda, Rudolf John MacLeod, yang 20 tahun lebih tua. Pernikahan itu menuntut takdirnya ke Jawa, negeri leluhurnya. Dia tinggal di sebuah Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Dia juga pernah tinggal di Sumatra. Dari pernikahannya, Margaretha dikaruniai dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan.

Di Jawa, dia menemukan dunianya, belajar tarian Jawa dan tak seperti nyonya-nyonya Belanda lainnya, dia gemar memakai sarung. Ketika berkorespondensi dengan kawan dan kerabat, dia memakai nama alias, Mata Hari,  yang berarti Sang Surya, Matahari. Kelak nama itulah yang membuatnya populer dan dikenal dunia.

Mata Hari (Thefamouspeople)
Mata Hari (Thefamouspeople)

Margarethe senang dengan rumah di Semarang yang nyaman. Tak berapa lama lagi, suaminya harus berpindah tugas ke Malang, di daerah Tumpang. Di situ Margarethe suka bermain ke candi Jago, candi Kidal, candi Singosari. Dia mengagumi tarian Serimpi yang ditarikan di candi-candi tersebut. Kemudian suaminya dipindahtugaskan ke Sumatra.

Margaretha tidak kerasan tinggal di Sumatra. Dia rindu dengan suasana di Jawa. Apalagi anak laki-lakinya Norman meninggal di Sumatra karena diracun dengan alasan yang tidak jelas. Tahun 1902 pasangan ini kembali ke Belanda, dan berakhir dengan perpisahan. Rudolph akhirnya tinggal dengan anak perempuannya.

Masih pada tahun yang sama, Margaretha pergi ke Paris, dengan tujuan akan belajar balet yang kemudian timbul niat Margaretha untuk menjadi penari orientalis di sebuah klub malam. Dia mencoba menari sebisanya bergaya tarian Jawa, karena dia dulu sering melihat tari Serimpi di candi Jago, Malang. Pakaian pun dia variasi sendiri. Bahkan Margaretha sebenarnya tidak tahu banyak kesenian Jawa, apalagi agama nenek moyang orang Jawa. Dia nekat saja menari dan berpakaian khas ketimuran.

Mata Hari (Klimbim)
Mata Hari (Klimbim)

Tarian dia membuat gebrakan baru. Bukan saja dia pandai menari orientalis di mata orang Paris, namun dia juga menari dengan eksotik dan telanjang. Dalam waktu singkat namanya sudah cepat melambung. Banyak kaum elit Paris dan Eropa lainnya terkesima dengan penampilannya.

Ketika banyak media menyorotnya. Dia mengaku kalau lahir di kota Jaffnapatam, pantai Malabar, India. Sedang ayahnya seorang Brahmana dan ibunya seorang penari di candi. Kebohongannya membuat publik makin yakin. Sejak itu dia memakai nama Mata Hari.

Dengan daya tarik sensualnya, Mata Hari menjelma jadi sosok yang dikenal. Dia punya hubungan intim dengan pejabat militer, politisi, dan orang-orang berpengaruh, bahkan jadi ‘simpanan’ putra mahkota Jerman saat itu. Koneksinya ini memungkinkan dia bepergian melintasi batas-batas negara.

Saat jadi penari telanjang di Berlin, Mata Hari dikabarkan direkrut agen rahasia Jerman.  Beberapa penulis biografi, misalnya, Erika Ostrovsky yakin bahwa Mata Hari pernah menjalani pelatihan di sekolah mata-mata Jerman di Antwerp, Belgia. Oleh Jerman, dia disebut dengan kode ‘H21’.

Selain jadi mata-mata Jerman, Mata Hari juga direkrut menjadi mata-mata Prancis, yang dia lakukan demi uang agar bisa hidup bersama kekasihnya yang berasal dari Rusia bernama Vladmir Masloff.

Mata Hari (Wikipedia)
Mata Hari (Wikipedia)

Masalah datang pada bulan Januari 1917, saat atase militer Jerman di Madrid mengirim pesan radio ke Berlin menggambarkan kegiatan mata-mata Jerman dengan kode nama H21. Pesan itu disadap agen mata-mata Prancis. Dari informasi-informasi itu, diduga kuat H21 adalah Mata Hari.

Pada 13 Februari 1917, Mata Hari dicokok aparat Perancis. Tuduhannya adalah agen ganda. “Saya tidak bersalah,” kata Mata Hari saat diinterogasi, tegas. “Seseorang sedang mempermainkan saya – kontra spionase Perancis. Saya sedang dalam tugas mata-mata dan saya bertindak hanya dalam perintah itu,” kata dia.

Sayang, pembelaannya mentah. Ratu erotis itu lalu diadili dengan dakwaan menjadi mata-mata Jerman dan bertanggung jawab atas kematian 50 ribu tentara. Dia diputus bersalah. Akhirnya, pada 15 Oktober 1917, dalam usia 41 tahun, Mata Hari dihukum mati dengan cara ditembak.

Kisah hidup penari erotis itu berakhir tragis, namun ia menjelma jadi legenda. Mata Hari mewakili gambaran seorang ‘femme fatale’ –perempuan penakluk kaum adam– yang pesonanya menuntunnya ke akhir yang tragis. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.