Pulau Untung Jawa, si Pembawa Hoki Tetangga Jakarta

Airnya berwarna biru muda, pantainya bertabur pasir bersih, deretan hutan mangrovenya seakan menjadi penjaga alami untuk setiap hempasan air ombak yang bertamu tak kenal waktu. Yup, inilah Pulau Amiterdam yang kini dikenal sebagai Pulau Untung Jawa. Lokasinya yang tak jauh dari Jakarta membuat pulau berpenghuni 1.888 jiwa ini menjadi pilihan terdekat untuk berwisata dan menikmati secuil keindahan yang sudah semakin langka di Utara Jakarta.

Sejarah

Pulau yang cukup dikelilingi hanya dalam waktu kurang lebih satu jam dengan berjalan kaki ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada jaman Hindia Belanda, pulau Untung Jawa telah dikuasai oleh orang-orang pribumi. Mereka adalah orang-orang asli tanah Jawa yang terkenal sebagai suku dengan penyebaran penduduknya yang terluas di Nusantara. Fi’i dan Bek Kasim adalah lurah pertama yang memimpin para penduduk Jawa di pulau tersebut. Pulau Kherkof yang kini bernama pulau Kelor sekitar tahun 1920-an menjadi salah satu daerah kekuasaan Fi’i dan Bek Kasim. Datangnya Belanda menjajah tanah nusantara membuat pulau-pulau tersebut memiliki nama yang kental berbau negeri kincir angin.

Memasuki tahun 1930-an abrasi besar di sebagian daratan membuat penduduk pulau Kherkof (pulau Kelor saat ini) untuk migrasi ke Pulau Amiterdam (Untung Jawa). Gayung bersambut, rupanya penduduk asli pulau Untung Jawa menerima dengan ramah para pengungsi dari pulau Kelor yang sebagian besar juga berasal dari tanah Jawa. Peristiwa inilah yang kemudian menjadikannya pulau ini juga disebut-sebut sebagai keberuntungan orang-orang Jawa pada saat itu.

Rute Perjalanan

Bagi traveler yang berlokasi wilayah Tangerang dan sekitarnya, untuk menuju ke pulau Untung Jawa bisa melalui Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, 29 km ke Utara dari kota Tangerang. Akses jalan menuju ke Tanjung Pasir cukup baik untuk kendaraan roda empat maupun roda dua. Selama perjalanan, traveler akan disuguhkan oleh pemandangan dari dekat saat pesawat hendak landing di bandara Soekarno Hatta.Pemandangan pesawat-pesawat yang hendak mendarat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna jalan sebab pesawat seolah-olah berada tepat diatas kepala.

Memasuki jalan Raya Kampung Melayu ditandai dengan adanya sungai di sebelah kanan jalan raya. Disini pengguna jalan terkadang menjumpai warga-warga yang masih sangat ketergantungan pada air sungai. Mulai dari mandi, mencuci pakaian, hingga buang air besar dilakukan semuanya di sungai ini. Perjalanan pun menyuguhkan keindahan hamparan sawah-sawah ketika memasuki jalan raya Tanjung Pasir. Ditambah hembusan angin pantai, sejauh mata memandang sesekali nampak pohon-pohon kelapa disela-sela sawah hijau yang berbaris rapih. Pantai Tanjung Pasir sepertinya tak lama lagi akan nampak ketika traveler melintasi Taman Penangkaran Buaya yang posisinya berada di sebelah kanan jalan raya. Bagi wisatawan yang baru pertama kali menuju pantai tanjung pasir sebaiknya memilih tempat penitipan kendaraan yang lebih aman yakni di Posal Tanjung Pasir yang berada di paling ujung. Dari sini wisatawan tinggal naik perahu motor nelayan dengan harga kisaran Rp20 ribu sampai dengan Rp25 ribu untuk menyebrang ke Pulau Untung Jawa. Tarif ini sudah termasuk biaya pulang dan pergi.

Hutan Mangrove

Taman Mangrove Pulau Untung Jawa
Taman Mangrove Pulau Untung Jawa

Meski luas wilayahnya yang tergolong mungil, Pulau Untung Jawa juga memiliki hutan mangrove yang berada di belakang pulau ini. Sebutan hutan rupanya agak berlebihan sebab melihat luasnya hutan mangrove di pulau ini yang kecil jadi lebih cocok dipanggil sebagai taman mangrove.

Pohon utan bakau atau mangrove berguna untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk tsunami.

Untuk menikmati barisan taman mangrove di pulau Untung Jawa ini, Traveler sudah disediakan akses jalan beralaskan beton. Tim jadiBerita.com yang beberapa waktu lalu sempat bertamu ke pulau ini melihat kondisi taman mangrove cukup terawat. Terlihat adanya niat baik dari pemerintah setempat untuk merawat taman mangrove ini dengan dijumpai bibit-bibit mangrove yang masih kecil bertebaran rapih. Di sini traveler juga disediakan tempat duduk lengkap dengan gubuk untuk bersantai dan menikmati hembusan angin pantai sambil memanjakan mata ditambah hijaunya pohon-pohon bakau. Sesekali dijumpai muda-mudi yang nampak serasi asyik bermesraan menjadikan lokasi taman mangrove ini sebagai tempat yang pas untuk berpacaran.

Berenang dan Mengayuh Sepeda

Pantai Pulau Untung Jawa
Pantai Pulau Untung Jawa

 

Tak lengkap rasanya jika obyek wisata pantai tidak memiliki lokasi pantai untuk berenang. Yup, pulau Untung Jawa pun memiliki pantai untuk sekedar membasahi tubuh. Berlokasi dekat dengan dermaga, wisatawan bisa berjemur sambil membiarkan mata memandangi kota Jakarta yang terlihat disela-sela awan yang menutupinya. Pasirnya yang putih membuat anak-anak betah berlama-lama bermain di sini. Selain itu ada pula obyek wisata air yang menjadi khas wisata air yakni menunggangi Banana Boat cukup dengan Rp25 ribu/orang.

Di pulau ini traveler bisa mengelilingi pulau tanpa harus berjalan kaki. Cukup dengan Rp50 ribu wisatawan bisa menyewa sepeda seharian. Segala fasilitas yang membuat traveler betah berlama-lama di pulau ini pun tersedia mulai dari homestay, rumah makan seafood, hingga pernak-pernik oleh-oleh khas penduduk sekitar.

 

Akhir kata beruntunglah bagi wisatawan yang sempat menginjakan kaki ke pulau penuh sejarah ini selagi air lautnya masih berwarna biru, taman mangrovenya yang terjaga dan tertata rapih. Inilah secuil keindahan yang tersisa dari tetangga Jakarta. Selamat mencari keberuntungan … happy traveling. (jow)

Written by Alfath

Journalist at Weekend @jdbrta

Valentine Bukan 14 Februari Tapi 3 Mei?

Fifty Shades of Grey Menginspirasi Kado Valentine Lucu Ini