Dibanding Sekarang, 5 Sinetron Indonesia Tahun 90an Ini Lebih Berkualitas

Tahun 90an mungkin merupakan potongan surga terakhir yang bisa didapatkan oleh seluruh anak di Indonesia. Mulai dari kartun atau anime minggu pagi yang selalu memanjakan generasi 90 ketika libur sekolah, sampai mainan-mainan legendaris berharga murah yang membuat anak 90an aktif bermain di luar ruangan.

Tak hanya itu, kualitas berbagai sinetron tahun 90an yang tayang kala itu juga berbeda jauh dengan sinetron zaman sekarang. Berikut adalah 5 sinetron Indonesia yang lebih berkualitas dibandingkan sinetron sekarang, seperti dilansir dari Duniakunet, Jumat (23/12/2016).

Si Doel Anak Sekolahan

Keluarga Si Doel (Hipwee)

Diangkat dari kehidupan keluarga khas betawi, “Si Doel Anak Sekolahan” tayang di televisi pada tahun 1994. Film yang sarat akan budaya ini menceritakan kisah Doel beserta keluarganya yang memegang teguh nilai-nilai tradisional meskipun hidup di tengah-tengah arus perkotaan dan modernisasi. Dibintangi oleh Rano Karno, Maudy Koesnaidi, Cornelia Agatha, Mandra, sampai Benyamin Sueb, sinetron ini sukses menjelma sebagai sinetron favorit kala itu.

Keluarga Cemara

Keluarga Cemara (Tribunnews)

Sinetron yang mengangkat tema keluarga sederhana ini adalah tontonan favorit anak generasi 90an. “Keluarga Cemara” merupakan sinetron 90an yang diangkat dari cerpen berkesinambungan di majalah remaja HAI yang ditulis oleh Arswendo. Bercerita tentang kehidupan keluarga yang terdiri dari Abah, Emak, Euis, Agis, dan Ara yang penuh akan pesan moral. Meskipun pekerjaan Abah hanya penarik becak namun tidak menyurutkan kebahagian dari keluarga kecil tersebut. Sinetron ini juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur bagaimana pun keadaan kita.

Lorong Waktu

Lorong Waktu (Keepo)

Beda dari sinetron 90an lainnya yang tayang setiap minggu, “Lorong Waktu” hadir ketika bulan puasa tiba. Film fiksi religi ini memang dikhususkan tayang di bulan Ramadan menemani penonton menunggu datangnya azan Maghrib. “Lorong Waktu” menceritakan Ustad Addin yang diperankan oleh Adjie Pangestu yang memiliki teknologi mesin waktu. Ia bisa mengirim siapapun ke tempat dan waktu yang telah di-setting. Sebagai murid dari Haji Husin (Deddy Mizwar), mesin waktu itu pun dimanfaatkan sebagai media dakwah yang membawa Haji Husin dan Zidan menjelajah waktu dan menemukan hidayah-hidayah Islam.

Tersayang

Topi dari sinetron Tersayang (Liputan6)

Deretan nama besar yang tampil di sinetron ini seperti Anjasmara, Jihan Fahira, Adam Jordan, dan Feby Febiola sukses menjadikan “Tersayang” sebagai salah satu sinetron Indonesia terbaik sampai sekarang. Sayangnya, cerita dari sinetron ini berakhir sedih di mana seorang antagonis menembak Andi (Adam Jordan) hingga mati di sebuah halaman rumah sakit. Konon para kru dan pemain ikut menangis ketika syuting episode terakhir itu.

Bidadari

Bidadari (Bintang)

Sinetron yang dibintangi oleh Marshanda dan juga Ayu Azhari ini menceritakan kehidupan tragis seorang gadis bernama Lala yang sering disiksa oleh ibu tirinya. Tak hanya oleh ibu tirinya, Lala juga selalu di-bully oleh saudara tirinya yang bernama Bombom. Beruntung Lala bertemu Ibu Peri yang melindunginya dari perilaku ibu dan saudara tirinya itu. (tom)

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Gatebox, Gadget Canggih yang Bisa Tampilkan ‘Pacar’ Virtual

Unik, 5 Lagu Indonesia Ini Berkisah Tentang Makanan