Ada yang bilang kerjaan desainer grafis itu enak. Tinggal duduk di depan laptop, kerjaannya cuma menggambar, ubah posisi geser kanan kiri, tambahin teks, sedikit elemen-elemen biar lucu, trus digaji tiap bulan. Untuk kamu yang bukan pekerja desain mungkin kamu cuma kurang banyak baca aja jadi salah menilainya. Tapi bagi kamu yang saat ini bekerja sebagai desainer grafis tentu nggak setuju seratus persen. Setiap pekerjaan punya resiko masing-masing, mulai dari pawang buaya, tukang bersihin kaca di gedung tinggi, hingga pencari ikan di laut semuanya memiliki resiko masing-masing.
Emang sih, kalo dibandingkan sama pekerjaan desainer yang lebih mengandalkan kemampuan otak, tentu resikonya nggak akan sama dengan pekerjaan fisik. Tapi sebagai desainer, otak dan hati harus kamu rawat dengan seimbang. Kenapa? Sebab kalau kamu hanya mengandalkan kreativitas otak saja, kamu akan sakit hati ujung-ujungnya. Nggak percaya? jadiBerita kasih kamu pencerahan sedikit ya.
Perlu kamu pahami, jadi desainer itu bukan hanya mengandalkan kemampuan otak saja. Karena proses desain justru sebagian besar juga mengandalkan olah rasa (hati). Kamu harus pintar menerka-nerka maunya bos kamu. Dia suka warna apa, dia suka font seperti apa, dia suka gaya desain simpel atau yang rame banget. Nah kemampuan-kemampuan itu yang menentukan desain kamu di setujui oleh bos kamu atau harus revisi lagi. Kalo sudah kena revisi, biasanya kamu mulai malas ngerjainnya. Apalagi kalau revisinya nggak masuk akal. Misalnya bos kamu minta ditambahkan foto ia yang sedang naik naga dengan kepala kuda lagi terbang dimasukkan ke desain kartu nama miliknya. Lalu harus direvisi dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Wah, ini revisi apa pembacaan teks proklamasi ya!
Anyway, bos mungkin maunya kamu nurutin permintaan dia aja tanpa peduli kamu tuh mau sebagai desainer ngerjainnya harus gimana. Nah, biasanya disaat kamu lagi bete, bos yang nyebelin itu kadang suka banget ngeluarin kalimat yang bikin kamu tambah pengen melambaikan tangan ke kamera.
Seperti apa sih kata-kata nyebelin dari bos yang sering bikin kamu jadi pulang malam terus?
1.Cuma revisi dikit kok
Menurut kamus KBBI, sedikit itu artinya tidak banyak atau beberapa saja. Kadang bos kamu suka banget keluarin kata-kata “Sedikit” buat revisi desain yang sudah kamu kerjakan. Entah mungkin maksudnya supaya kamu semangat tapi kenyataannya revisinya nggak sedikit juga sih. Bos kamu perlu belajar Bahasa Indonesia lagi sepertinya. Sabar ya puk puk!
2. Coba warnanya ganti merah jambu deh, eee tapi bagusan warna abu-abu monyet kaya sebelumnya deh
Setiap desain yang kamu kerjakan tentu ada pertimbangan pada saat pengerjaannya. Mulai dari komposisi, warna yang selaras, sampai bagaimana kamu mengolahnya agar terlihat harmonis secara keseluruhan. Sehingga hasil akhirnya menjadi bagus. Tapi tiba-tiba bos kamu menghampiri, dia nggak suka sama warna yang kamu pilih. Dia coba membantu kamu jadi desainer tahu bulat dadakan. Dia punya selera sendiri dalam memilih warna. Hingga akhirnya kamu malas berdebat, dan menuruti apa maunya bos kamu. Tapi setelah capek-capek direvisi, bos kamu minta balik lagi ke warna pilihan kamu semula. Untungnya hati kamu udah terbuat dari batu jadi mau ngelus dada juga nggak kerasa apa-apa lagi. Kira-kira Enaknya diapain nih bos kaya gini ya?
3. Pokoknya saya mau desain yang bagus, bagusnya versi saya lho ya!
Kalo bos kamu mengatakan kata-kata seperti diatas, kesimpulannya cuma ada dua. Pertama dia sudah percaya sama hasil desain kamu. Kedua, dia nggak tahu yang bagus tuh seperti apa, tapi dia tahu banget yang dia nggak suka tuh yang kaya gimana. Nah, kalo bos kamu termasuk golongan yang kedua, kamu cukup ke kantin saja kemudian buat kopi yang lebih banyak dari biasanya karena sepertinya kamu bakalan begadang malam ini.
Defini bagus itu setiap orang beda-beda. Untuk melakukan pekerjaan desain, kamu perlu brief. Kamu juga nggak berencana jadi dukun juga kan karena kamu bisa tahu isi hati bos kamu. Maka dari itu, biasakan meminta brief sebelum mengerjakan permintaan desain dari bos kamu. Ayo bongkar kebiasaan lama!
4. Hari ini bisa selesai kan?
Setiap manusia pada dasarnya paling nggak suka menunggu. Begitu juga bos kamu yang malas menunggu hasil desain kamu. Kalo bisa, dia mungkin maunya kamu juga bisa seperti tukang sulap. Bimsalabim jadi apa… prok…prok…prok … jadi deh desainnya.
Untuk bos yang suka mengeluarkan kata-kata seperti ini, sikap kamu nggak perlu berlebihan karena dimanapun kamu bekerja sebagai desainer. Kamu akan menemukan situasi seperti ini. Kamu juga nggak perlu mengeluh dengan gaji kamu yang kecil. Karena dengan terbiasa menghadapi situasi seperti ini, hati kamu semakin besar jadi nggak gampang bete. Semangat!
5. Bikin desainnya cepet aja, nggak usah bagus-bagus banget
Kamu harus hati-hati lho dengan kata-kata bos kamu yang satu ini. Sebab, desain yang bagus itu sudah nggak bisa ditawar lagi. Kamu punya sense dan standard sendiri jika kamu ingin menjadi desainer profesional. Desainer itu bisa bekerja secara independen dan jangan sampai karena permintaan cepat dari bos kamu, kualitas karya kamu jadi dipertanyakan. Desain kamu bukan seperti beli bakso di pengkolan, yang pembelinya bisa bilang, nggak pake saos lah, kuahnya dipisah lah, basonya dibuat kotak-kotak lah. yaela! (jow)