Tren selfie, atau memotret diri sendiri, ternyata tidak selalu berarti orang yang melakukan selfie sudah merasa puas dengan dirinya. Orang yang kerap berfoto selfie justru memiliki perasaan negatif terhadap citra tubuhnya.
Pernyataan itu disampaikan oleh Petya Eckler, dari Universitas Strathclyde, Glasgow, Skotlandia, dalam sebuah penelitian. “Selfie menunjukkan orang di foto itu khawatir mengenai tubuh mereka,” kata Eckler seperti dilansir Telegraph, Senin (14/4/2014)
Penelitian tersebut diawali dengan mewawancarai ratusan siswi di Skotlandia. Hasilnya cukup mengejutkan. Para siswi tersebut merasa tak percaya diri terhadap citra tubuhnya. Hal itu ditandai dengan memotret berulang-ulang dan terus menerus mengoreksi bagian wajah yang dianggap tak sempurna sebelum mengunggahnya ke madia sosial.
Terri Apter, seorang dosen psikologi dari Universitas Cambridge yang juga merupakan seorang ilmuwan, memiliki pendapat yang serupa. Selfie, kata dia, dilakukan oleh orang-orang yang tak memiliki kepercayaan diri dan menggunakan foto tersebut untuk mencari tahu pendapat orang lain mengenai dirinya. “Kita semua menyukai ide untuk mengontrol citra diri di mata orang lain, diperhatikan, dan menjadi bagian dari budaya,” jelasnya.
Selain itu, dia juga berpendapat selfie berkaitan erat dengan narsisme dan promosi diri secara berlebihan terutama setelah banyak selebriti mengikuti tren ini. Akibatnya, penggemar selfie juga sering merasa khawatir jika foto mereka tak tersebar luas dan dilihat oleh banyak orang. (tom)