Warung Pak Din yang berlokasi di jalur alternatif Muntilan menuju Candi Mendut dan Candi Borobudur bisa menjadi pilihan tempat makan bagi pengunjung. Di sini, pengunjung akan disajikan menu berupa Tongseng Kepala Kambing.
Meski masakan tongseng banyak dijual di kota besar di Indonesia, namun Pak Din mengklaim bahwa hidangan miliknya sangat berbeda dari yang lain. Proses penyajian masakan ini tergolong sederhana yakni di pawon atau dalam bahasa jawa artinya dapur.
Warung Pak Din berbentuk seperti rumah biasa. Jangan kaget jika makan di sini. Pasalnya, tak ada meja ataupun kursi untuk duduk. Sebagai gantinya, pengunjung bisa duduk di amben beralaskan tikar daun pandan.
Dalam memasak tongseng kepala kambing, Pak Din selalu menggunakan tungku kayu. Warung ini telah dibuka sejak tahun 1975. Warung Pak Din buka setiap habis Magrib hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 140.000.
“Kami sengaja memilih tongseng kepala kambing karena bahan bakunya terjangkau. Kalau daging kan mahal. Saya menjual tongseng ini dengan harga terjangkau, Rp15.000 per porsi ditambah nasi dan teh. Sedangkan untuk tongseng satu kepala kambing seharga Rp140 ribu ” papar Pak Din, seperti dilansir VIVAlife, Senin (29/9/2014).
Pak Din mengaku, sebanyak 15 bumbu yang merupakan rempah-rempah Indonesia seperti pala, kayu manis, cengkeh, laos, kunyit, bawang merah dan lain sebagainya ia gunakan untuk membuat resep tongseng kepala kambung.
“Orangtua saya berpesan agar bumbu resep ini tidak dikurangi. Makanya saya tidak berani ngowah-ngowahi (mengubah). Lebih baik menaikkan harga daripada mengurangi resep. Ini saya setiap hari menghabiskan empat hingga tujuh kepala kambing,” tutup Pak Din.
Bagi JBers yang penasaran akan rasa hidangan ini. Langsung saja datang dan santap menu Tongseng Kepala Kambing di warung Pak Din. (nha)