Sompil, Kuliner khas Gunungkidul yang hampir Punah

Jika bertandang ke wilayah Gunungkidul, jangan lupa mampir ke salah satu desa di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Patuk Gunungkidul, Jogjakarta. Di wilayah ini Anda akan menemukan satu kuliner yang hampir punah dimakan zaman. Kuliner tersebut ialah Sompil.

Dikutip dari solopos.com (Sabtu, 22/11/2014), di Desa Salam ada sebuah rumah biasa yang di depannya bertuliskan”Warung Sompil Khas Patuk Bu Padmi”. Rumah ini menjual sompil yang sulit ditemukan dimanapun. Sang penjual bernama Supadmijah atau biasa dikenal dengan Bu Padmi menjual sompil sudah dari dahulu kala, kini Ia merupakan generasi ketiga.

Bu Padmi sudah berusia 56 tahun. Namun begitu tangannya cekatan membuat kuliner tradisional sompil. Ia mengaku sudah membuat sompil sejak duduk di bangku sekolah dasar. â??Saya sudah bisa membuat sompil sejak kelas empat sekolah dasar. Nenek saya dulu jualan sompil,â? ucap Bu Padmi.

Rumah yang terletak di pinggir jalan raya ini sudah menjual sompil sejak tahun 1990. Awalnya merupakan dorongan dari teman-temannya untuk berjualan jika ada acara di desa. Namun saat itu Bu Padmi hanya bertahan sampai tahun 1993. Usahanya pasang-surut, Ia mulai berjualan lagi pada tahun 2003 hingga 2006. Bu Padmi mengaku cepat lelah ketika berjualan.

â??Saya kok merasa kecapaian jadi berhenti dulu sampai pada 2013 ketika Pak Camat tahu saya bisa membuat sompil,â? ujarnya.

Sompil khas Gunungkidul adalah berupa lontong sompil yang dipadukan dengan berbagai macam lauk seperti sayur lombok, opor, sate, hingga gulai. Namun sompil buatan Bu Padmi tetap terjaga keasliannya sejak Ia pertama membuat yakni dipadukan dengan sayur tempe dengan cabai merah, tempe bacem, dan tahu bacem.

Rasnaya begitu khas dan berbeda. Kuliner tradisional ini perlu dilestarikan agar tradisi budaya Gunungkidul tidak tertelan oleh zaman.(dea)

Written by Ardy Messi

Work in PR agency, Strategic Planner wannabe, a bikers, a cyclist, music and movie freak, Barca fans.