Gangguan kurang tidur atau insomnia pada malam hari sering membuat penderitanya kemas dan tidak fokus menjalankan aktivitas pada pagi harinya. Waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur malah jadi berantakan. Sebuah studi menemukan jika seserang mengalami gangguan tidur akan mengalami kelainan kecil pada jaringan otak.
Studi terbaru yang dilakukan oleh Asosiasi Alzheimer Chicago menemukan gejala yang paling sering ditemukan oleh orang yang kurang tidur adalah demensia atau pikun. Para ahli bahkan membuktikan gangguan tidur dan sulit bernapas beresiko dalam menurunkan mental orang dewasa khususnya orang paruh baya.
Penelitian tersebut melibatkan sebanyak 167 lansia dari Jepang dan Amerika Serikat. Hasil studi itu menemukan bagian dalam struktur otak sat di otopsi sebelum kematian. Mereka masih memiliki kadar oksigen di dalam otaknya.
“Kami menemukan orang-orang yang bermasalah dengan waktu tidur lebih mungkin memiliki perubahan otak hingga berujung pada demensia. Hal tersebut karena kadar oksigen rendah hingga memungkinkan pernafasan berhenti dan mulai berulang selama tidur,” jelas Keith Fargo, Direktur Program Ilmiah dan Outreach untuk Asosiasi Alzheimer Chicago seperti yang dilansir dari CBSNews (Rabu, 17/12/2014).
Fargo juga menambahkan, orang-orang yang memiliki masalah dengan tidurnya juga memiliki problem dengan urusan memori otak, daya konsentrasi dan kemampuan berpikir, yang sebenarnya masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang tidak terkait dengan demensia.
Disarankan untuk tidur sesuai yang dianjurkan yakni sekitar 6-8 jam sehari untuk orang dewasa. Tidur yang cukup akan membuat tubuh lebih bugar dan segar ketika bangun di pagi hari. Selain itu juga otak tidak mengalami banyak masalah, sehingga tidak cepat pikun meskipun sudah tua.
Makan makanan yang baik untuk otak dan terus menerus mengasah otak juga bisa menambah daya ingat seseorang.(dea)