Menelisik Asa Mula Kata Jawa

Hutomo Dwi

Pulau Jawa merupakan pulau yang paling padat penduduknya. Selain itu, orang Indonesia dari ras Jawa juga banyak tersebar ke seluruh pelosok nusantara. Namun tahukah kamu asal mula nama Jawa itu seperti apa? Dilansir dari Kaskus, Kamis (14/5/2015), ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal mula penamaan pulau Jawa.

Teori pertama muncul dari Claudius Ptolomeus asal Alexandria. Dia menulis cerita tentang pulau Jawa yang disebut Jabadiur. Ahli bumi bangsa Yunani itu menulis bahwa pulau itu sangat kaya, subur dan banyak mengandung emas. Orang-orang Hindu dikatakan sudah menguasai pulau yang juga disebut Jawa Dwipa ituâ??selain Sumateraâ??dan bahkan sudah memerintah disana. Selain itu dikatakan bahwa di barat pulau itu terdapat Argyre atau kota perak. Cerita ini dibuat Claudius Ptolomeus pada abad ke-2 M.

Teori kedua datang dari pengembara China bernama Fa Hien. Saat itu dirinya terdampar di Nusantara selama lima bulan (antara Desember 412-Mei 413) karena terserang badai mengatakan bahwa ia sempat tinggal disebuah pulau yang penduduknya belum mengenal Budha. Fa Hien menyebut pulau itu Ye-Pâ??o-ti. Di duga Ye-Pâ??o-ti adalah dialek China untuk Jawa Dwipa.

Kemudian teori yang ketiga datang dari Gunawarman. Gunawarman, yang sempat mengunjungi Nusantara pada tahun 420 M menyebut Cho-pâ??o untuk pulau yang disinggahinya. Walau ditafsir sebagai Jawa tapi sebagian kalangan juga menganggap Cho-pâ??o adalah sebutan bagi Jawa sekaligus Sumatera.

Teori keempat, tahun 123 M, sebuah berita China menyebutkan bahwa ada utusan Ye-tiao ke Cina. tidak ada keterangan lebih mengenai hal tersebut. Tetapi Ye-tiao disini ditafsir juga sebagai Jawa.

Teori kelima, tahun 1343, Ibn Batuttah sang pengelana Arab menyebut Djawah untuk Sumatera dan Moel atau Moela Djawah untuk Jawa. Giava, digunakan Marco Polo, pedagang Venisia yang sempat mendatangi India dan Nusantara untuk menyebut Jawa. Tetapi Jawa di sini dibagi menjadi dua, Jawa Kecil untuk menyebut Sumatera dan Jawa Besar untuk menyebut Jawa. Ada juga Iauva, kata yang tercantum pada peta yang dibuat bangsa Belanda segera setelah kedatangannya di awal abad 16.

Teori keenam, ada Jaoa, istilah yang diberikan oleh penulis Portugis awal untuk menyebut suku bangsa yang berasal atau menetap di Jawa ataupun keturunan mereka yang menetap di pelabuhan-pelabuhan lain di sepanjang kawasan ini.

Pada kisaran abad ke-12, Jawa disebut Jawa Dwipa atau Jambu Dwipa oleh orang-orang Hindu-India. Waktu itu nama-nama daerah memang disebut dengan nama tanaman atau buah-buahan yang banyak hidup di wilayah tersebut. Jawa sendiri berasal dari nama sejenis padi-padian, Jawawut, makanan penduduk Jawa waktu itu. Yawadvipa juga disebut dalam epik Ramayana ketika Sugriwa, panglima bangsa wanara atau kera, bermaksud mengirim utusan untuk mencari Shinta ke pulau itu.

Adapun bangsa Arab menyebut Jawa sebagai Jazaâ??ir al-Jawi atau kepulauan Jawa. Hingga hari ini jemaah haji asal Indonesia sering disebut â??orang Jawaâ? meskipun mereka berasal dari luar Jawa. Dalam bahasa Arab juga dikenal sebutan Samathrah untuk Sumatera, Sholibis untuk Sulawesi dan Sundah untuk menyebut Sunda, dan seluruhnya dikenal dengan istilah kulluh Jawi atau â??semuanya Jawaâ??.

Dari banyak asal usul nama Pulau Jawa tersebut, maka yang paling benar kiranya adalah seperti dalam kesusastraan pustaka Tamil dan bahasa Sansekerta yang menyebut Pulau Jawa dengan Yavaka Dvipa atau Jawa Dwipa yang berarti Pulau Jelai atau Pulau Padi. Hal itu dikarenakan sejak dahulu kala, Pulau Jawa sudah terkenal akan budidaya tanaman padinya yang berwarna berkilauan seperti warna emas ketika terkena sinar matahari, sehingga sesuai seperti apa yang dikatakan oleh Claudius Ptolemaus yang juga menyebut Pulau Jawa sebagai pulau yang banyak mengandung emas. (tom)

Bagikan:

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.