Dalam film action, tokoh penjahat alias antagonis termasuk tokoh sentral. Jadi, jika penjahatnya sudah kalah, maka otomatis filmnya juga berakhir. Kebanyakan tokoh penjahat digambarkan jauh lebih kuat dari sang jagoan dan memiliki kekuasaan, harta dan anak buah yang jumlahnya cukup besar. Namun tetap saja akhirnya penjahat selalu kalah. Berikut adalah beberapa penyebab penjahat selalu kalah dalam film, dilansir dari Kaskus, Jumat (5/6/2015).
1. Sering curhat
Penjahat sebenarnya tidak kalah pandai dibandingkan jagoan. Hal ini terbukti dengan tidak jarangnya sang jagoan tertangkap oleh penjahat. Hanya saja, bukannya menggunakan kesempatan itu untuk membunuh jagoan, sang penjahat malah curhat, bahkan memberitahukan rencananya kepada sang jagoan. Padahal bisa saja sang jagoan sengaja ingin dirinya tertangkap dan sudah dilengkapi dengan penyadap. Biasanya setelah itu jagoan berhasil lolos, dan penjahat berada dalam posisi terjepit.
2. Metode untuk membunuh jagoan kurang efektif
Masih berhubungan dengan poin nomor 1, setelah jagoan tertangkap, penjahat tidak langsung membunuh jagoan, melainkan dibiarkan terlebih dahulu. Biasanya jagoan akan diikat atau ditinggal di dalam ruangan berisi bom. Sang penjahat tidak berpikir kalau sang jagoan bisa saja lolos dan kembali mengejar penjahat. Kenapa penjahatnya tidak langsung saja menembak sang jagoan saat masih ada kesempatan?
3. Anak buah yang kurang pandai
Penjahat utama biasanya memiliki anak buah yang banyak. Namun sayangnya walau mereka menang jumlah, semuanya bisa dikatakan kurang pandai. Lihat saja kalau ada adegan pertarungan, anak buah sang penjahat malah maju satu-satu, padahal bisa main keroyok saja agar sang jagoan kewalahan. Lalu saat adegan tembak-menembak, anak buah sang penjahat tidak berusaha mencari tempat berlindung agar aman, dan malah berada di ruang terbuka, sehingga lebih mudah menjadi sasaran tembak.
4. Terlalu percaya diri
Sang penjahat memang biasanya terlalu percaya diri. Di saat jagoan sudah terkepung anak buah penjahat dan tidak bisa berbuat apa-apa, sang penjahat malah mengajak sang jagoan bertarung satu lawan satu, padahal belum tentu dirinya bisa menang melawan jagoan. Akibatnya sang penjahat kalah, dan lagi-lagi anehnya anak buah penjahat malah kabur, padahal bisa saja sang jagoan dikeroyok.
5. Terlalu percaya pada orang baru
Sang jagoan dalam beberapa film biasanya melakukan penyamaran agar tahu posisi penjahat ada dimana, dengan cara bergabung ke organisasi penjahatnya. Sang pemimpin penjahatnya malah dengan mudah menerima orang baru itu untuk masuk ke organisasinya. Bahkan sang penjahat memperkenalkan pada sang jagoan semua anggotanya, sampai semua rencana jahatnya dengan detil. Sang penjahat hanya sedikit melakukan penyelidikan kecil untuk mencari jati diri anak buah barunya tersebut, tanpa melakukan penyelidikan total. Sudah jelas, kalau nanti rencananya itu akan gagal, karena sudah diketahui jagoannya. (tom)