Pesan Damai Islam di Film Muhammad: The Messenger of God

Film mengenai kisah para nabi tidak begitu banyak yang beredar. Ada yang versi Hollywood yang menceritakan tentang kisah Nabi Nuh dan juga Nabi Musa, yang dilarang tayang di Indonesia. Selain buatan Hollywood, ada juga film tentang Nabi Muhammad SAW berjudul “Muhammad: The Messenger of God”.

Film biopik yang berbudget USD 30 juta ini dibuat oleh sutradara terkenal Iran, Majid Majidi, dan diputar di luar program kompetisi Fajr International Film Festival sesuai permintaan sang sutradara serta untuk menjaga kemuliaan Nabi Muhammad. Karena budget yang fantastis itu, film ini diklaim sebagai film termahal di Iran.

Biaya pembuatan biopic ini disokong penuh oleh pemerintah Iran lewat Yayasan Bonyad Mostazafan. Pembuatannya pun dilakukan dengan proses produksi yang terbilang tertutup dan tidak memberikan banyak akses terhadap para wartawan untuk meliputnya. Total produksinya pun memakan waktu hingga lebih dari 5 tahun. Tim produksi sampai membangun set kota Mekah dan Madinah dengan arsitektur dari abad keenam di lokasi syuting yang bertempat di selatan kota Teheran, dekat kota suci Qom. Bahkan, Majidi juga melakukan syuting di Afrika Selatan setelah India menolak untuk memberi izin syuting biopic ini.

Adapun dari segi narasi, “Muhammad: Messenger of God” ini sebetulnya merupakan bagian pertama dari trilogi film tentang kehidupan Nabi Muhammad. “Cerita film dimulai dengan masa dewasa (Nabi Muhammad), dan masa kanak-anak lalu diperlihatkan lewat flashback. Kami memilih periode sebelum Muhammad menjadi nabi,” ujar Majid Majidi, seperti dikutip The Washington Post, Senin (5/10/2015).

Muhammad: Messenger of God (Muvila)
Muhammad: Messenger of God (Muvila)

Menurut pengakuan Majidi, tujuan filmnya ini adalah untuk merebut kembali citra Islam yang telah terdistorsi, karena merebaknya isu teroris berkedok Islam itu. Kini, menurutnya, Islam terkesan menjadi agama yang radikal, fanatik dan penuh aksi kekerasan. Sehingga melalui film ini, Majidi ingin menunjukkan bahwa Islam adalah agama damai, bersahabat, dan penuh cinta. “Makin banyak film bertema nabi akan lebih baik. Kisah hidup dan pelajaran agama akan lebih banyak diterima, sehingga tidak ada penyudutan agama tertentu,” tambah Majidi.

Majidi juga mengatakan kalau masih sedikit atau bahkan tidak ada film mengenai Nabi Muhammad. “Ketika ada sekitar 250 film tentang Yesus Kristus, 120 film tentang Musa, 80 film tentang nabi lain dan 40 film tentang Budha, hanya ada film The Message yang berkisah tentang Nabi Muhammad. Sayangnya, kita gagal untuk mengenalkan Nabi kita kepada dunia barat,” kata Majidi.

Saat “Muhammad: Messenger of God” dirilis perdana di Teheran, film tersebut memang mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para penonton. Pada hari pertama ditayangkan, tiket film ini terjual habis, bahkan harus dipasok ulang untuk jadwal penayangan tengah malam. Film ini dilaporkan telah menghasilkan 70 miliar rials (sekitar Rp 28 miliar) dalam tempo 1 bulan. (tom)

 

Written by Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Kuliner-kuliner Paling Mengundang Love di Instagram

Cara Anggun yang Bisa Dilakukan Cewek untuk PDKT dengan Doi