Kamu suka banget nonton sinetron Indonesia di televisi? Atau justru kamu lebih suka menonton sinetron luar negeri? Tahukah kamu ternyata antara sinetron Indonesia dengan sinetron luar negeri punya perbedaan yang sangat jauh.
Kalau dari segi kualitas, sinetron luar negeri jauh lebih baik mulai dari jalan cerita sampai pemain. Kendati begitu, sinetron Indonesia tetap disukai masyarakat kok.
Inilah 5 perbedaan sinetron Indonesia dengan sinetron luar.
1. Judul
Indonesia: Kalau kamu memperhatikan judul sinetron buatan Indonesia, pasti terkesan ambigu atau malah aneh. Bahkan, saking anehnya antara judul dan cerita dari sinetron tidak sama. Misalnya contoh, dulu ada sinetron bertajuk Cinta Cenat Cenut. Coba pikir apa yang terlintas dalam benak kamu melihat judul Cinta Cenat Cenut. Seperti sakit gigi saja ya rasanya cenat cenut.
Luar: Sedangkan sinetron luar negeri menggambarkan kejadian yang terjadi dalam ceritanya. Contohnya sinetrin Breaking Bad yang mengangkat kisah perubahan Mr White dari baik ke buruk, Walking Dead nyeritain Zombie (walking dead=orang mati jalan), The Pacific kisahkan pasukan Amrik yang berjuang di pasifik pas PD II.
2. Genre
Indonesia: Genre yang ditampilkan dalam sinetron Indonesia pasti tak jauh dari drama, ataupun cinta. Tapi sinetron yang ditayangkan di televisi saat ini kebanyakan justru mengangkat kisah cinta ABG atau kesengsaraan seorang istri. Sejauh ini, Indonesia belum membuat sinetron genre action atau thriller. Coba kalau ada, pasti bakal banyak yang nonton.
Luar: Kalau sinetron luar negeri sih tak perlu ditanya guys. Sebab, banyak banget genre yang diusung dalam sinetron di sana. Mulai dari drama, vampir, horor, cinta, sains-fiksi ada semua. Lantaran banyak genre, penonton pun tak bosan menontonnya.
3. Pemain
Indonesia: Dalam sebuah sinetron, pemain sangat penting untuk menaikkan rating. Dengan kata lain, pemain yang berwajah cantik atau ganteng bakal lebih disukai oleh penonton. Contoh saja sinetron Ganteng-ganteng Serigala (GGS) yang diperankan oleh Aliando dan Prilly Latuconsina. Padahal mereka termasuk pemain baru, tapi sekarang sudah terkenal dan banyak fans. Intinya, Indonesia lebih mengedepankan fisik pemain untuk jadi andalan.
Luar: Berbeda dari Indonesia, sinetron luar negeri sih tidak mementingkan fisik atau paras pemainnya. Mereka lebih menonjolkan kualitas berakting para aktor atau aktrisnya. Misalnya saja Peter Dinklage di Game of Thrones, dia bukan pangeran tampan dengan segala kesempurnaan. Tapi hal itu tak menjadi masalah karena cerita butuhnya karakter, bukan paras wajah.
4. Masa tayang dan Format penayangan
Indonesia: Kadang kita kerap dibuat bosan melihat sinetron Indonesia yang masa tayangnya lama bahkan sampai ribuan episode tak habis-habis. Contohnya saja Tukang Bubur Naik Haji the Series. Sinetron yang tayang di RCTI itu kini sudah mencapai ribuan episode. Jalan ceritanya pun semakin meluas dengan bermacam konflik yang terjadi. Tambahan, waktu tayang sinetron Indonesia sekitar 60-75 menit, dengan dipadukan dengan iklan bisa memakan jam tayang hingga 2 jam.
Luar: Sinetron luar negeri biasanya tayang hanya seminggu sekali. Itupun episodenya sedikit serta dikemas per season jadi season 1 misal nya 12 episode ya waktunya 12 minggu kurang lebih segitu. Selain itu, jarak antar season biasanya relatif lama. Waktu tayang sekitar 45 menit (rata-rata) dan ditambah iklan paling cuma satu jam.
5. Plot
Indonesia: Sinetron Indonesia cenderung menampilkan plot let it flow. Bisa dibilang, korelasi antara judul dan cerita kadang keluar batas dan mulai memunculkan cerita-cerita baru yang tak disangka penonton. Artinya, plot jenis ini benar-benar hasil kreativitas penulis naskah dengan usahanya menggarap sinetron, tapi tetap main karena yang mereka kejar bukan ceritanya logis atau tidak melainkan jumlah episode yang tertera di kontrak.
Luar: Sinetron luar negeri biasanya konsisten dengan apa yang mereka ceritakan. Tidak ada tuntutan rating yang bikin tv series jadi terus-terusan tayang. Salah satu contoh Breaking Bad, di sinetron itu mengutamakan konsisten dengan plot yang menceritakan Mr White usaha jualan meth sampe akhirnya ya Mr White mati, dan akhirnya tamat. Ketika tamat, tidak diceritakan hidup lagi karena dukun tertentu atau sihir. Tamat ya tamat saja, walaupun sinetron itu ratingnya tinggi sekali.
(nha)