Betapa bangganya Indonesia memiliki anak muda bernama Yasa Paramita Singgih. Di usianya yakni 20 tahun, Yasa membuktikan bahwa ia bisa menjadi seorang pengusaha sukses. Bahkan, kemampuannya di bidang wirausaha mengantarkan Yasa menjadi jajaran orang terkaya di dunia versi Forbes. Lantas, bagaimana awal mula perjalanan Yasa hingga ia dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia? Simak kisah lengkapnya berikut.
Saat masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Yasa harus menerima kenyataan pahit dengan melihat sang ayah terkena sakit jantung. Sadar bahwa biaya pengobatan sang ayah tak murah, Yasa akhirnya mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Langkah awal, Yasa melamar sebagai Master of Ceremony, bekerja sebagai pembawa acara di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam seminggu ia menerima uang Rp.350.000 setiap kali tampil sehari.
Ketika masuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Yasa memutuskan untuk mencoba bisnis sederhana. Pada saat itu, Yasa yang berumur 16 tahun menjual kaus pria secara online. Uniknya, kaus yang dijual Yasa adalah kaus yang dibuat oleh penjahit borongan di Pasar Tanah Abang. Yasa mengaku, dirinya merintis usaha kaus itu tanpa modal.
â??Saat itu, saya belum punya relasi, jadi saya datangi penjahit satu per satu untuk beli barang mereka, lalu saya jual via Blackberry Messenger. Ketika barang sudah laku, baru saya bayar jadi saya benar-benar tidak keluar modal duit,â? ujar Yasa, seperti dilansir Tribunnews, Jumat (26/2/2016)
Sukses dengan bisnis kaus, Yasa kembali mencoba bisnis lain pada tahun 2012. Pria berkacamata itu membuka kafe kecil bernama Ini Teh Kopi di kawasan Kebun Jeruk. Selang enam bulan, ia membuka cabang baru di Mal Ambassador, Jakarta Selatan. Sayang, usaha kafe Yasa tidak semulus dengan apa yang ia harapkan. Yasa justru merugi dan menutup dua kafenya di tahun 2013. Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah kalimat yang kala itu tertuju pada Yasa. Bagaimana tidak? Bisnis kausnya pun mengalami kebangkrutan.
Kendati didera kerugian yang cukup besar, Yasa tak trauma. Usai UN, Yasa mulai membuka bisnis baru dengan menjual produk mode khusus pria. Sebagai permulaan, Yasa menjual sepatu berbahan kulit sintetis.
Usaha ketiganya itu bernama Menâ??s Republic. Menâ??s Republic menjual berbagai produk seperti sepatu, pakaian dalam, celana dalam, sandal, dan jaket dengan kisaran harga Rp 195.000 hingga Rp 395.000 per produk.
Yasa menggandeng beberapa pabrik di Bandung dalam memproduksi sepatu-sepatu yang akan dijualnya. Yasa berhasil dengan usaha Men’s Republic. Terbukti, setiap bulan Yasa sukses menjual di atas 500 pasang sepatu. Sedangkan omset dari usaha itu mencapai ratusan juta rupiah.
Kedepannya, Yasa berencana membuat produk lain misalnya ikat pinggang dan celana. â??Yang pasti, saya mau memperluas pemasaran dan memantapkan konsep bisnis karena Menâ??s Republic bukan sekadar online shop,â? tutup Yasa
(nha)