5 Film Indonesia Termahal Sepanjang Sejarah

Hutomo Dwi

Tak dapat dipungkiri lagi, uang adalah segalanya di dunia ini. Termasuk dalam pembuatan sebuah film. Dengan berbagai kecanggihan teknologi dan efek-efek visual lainnya, para sineas tak segan menggelontorkan uang dalam jumlah besar demi membuat karya yang epik sehingga memanjakan para penikmat film. Selain Hollywood, rupanya Indonesia juga memiliki film dengan biaya yang sangat besar, bahkan bisa dibilang termahal. Dilansir jadiBerita dari berbagai sumber, berikut adalah 5 film Indonesia termahal sepanjang sejarah.

Apa Artinya Cinta

Ingin mengulangi kesuksesan di film “Eiffel Iâ??m in Love”, Samuel Rizal dan Shandy Aulia kembali berduet dalam film “Apa Artinya Cinta”. Dirilis tahun 2005, film ini tak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Berlokasi syuting di kota San Fransisco, Amerika Serikat, film ini menelan biaya yang mencapai Rp 30 miliar.

Ketika Cinta Bertasbih

Mengisahkan Azzam, seorang pelajar Indonesia di Mesir yang dihadapkan kepada masalah percintaan dalam dunia Islam. Karena mengambil lokasi syuting di Mesir, “Ketika Cinta Bertasbih” menjadi salah satu film Indonesia termahal dengan biaya sebesar Rp 40 miliar.

The Raid 2: Berandal

Film pertamanya sangat sukses baik itu di Indonesia atau dunia internasional. “The Raid 2” pun memiliki beban berat untuk mengulang keberhasilan tersebut. Tak heran, pihak produksi “The Raid 2” rela mengeluarkan kocek yang nilainya mencapai Rp 54 miliar untuk menghasilkan efek visual yang menjanjikan.

Gunung Emas Almayer

Bisa dibilang sebagai film underrate, namun biaya produksi yang dihabiskan untuk film “Gunung Emas Almayer” ini ternyata cukup fantastis. Film yang tayang tahun 2014 lalu ini mengeluarkan biaya yang mencapai Rp 60 miliar. Biaya sebesar itu tak terlepas dari para pemainnya yang berasal dari tiga negara yakni Malaysia, Indonesia, dan Australia.

Trilogi Merdeka

https://www.youtube.com/watch?v=sAeuJRz4yiY

Terdiri dari tiga bagian yaitu “Merah Putih”, “Merah Putih 2: Darah Garuda” dan “Hati Merdeka”, film ini benar-benar mampu menyuguhkan keadaan layaknya medan pertempuran tahun 1945. Dibintangi oleh aktor-aktor papan atas Indonesia seperti Lukman Sardi, Darius Sinathrya hingga Donny Alamsyah, tak heran film ini pada akhirnya menelan biaya yang mencapai Rp 64 miliar. (tom)

Hutomo Dwi

Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.