Tokoh berupa spons yang berada di dalam laut bernama Spongbob tampaknya kurang disukai saat ini. Setelah Indonesia yang berencana menghentikan acara tersebut dari KPI, kabarnya ada negara lain yang juga ingin menghentikan siaran kartun tersebut.
Seperti diketahui sebelumnya, KPI memasukkan “Spongebob Squarepants” dalam acara kartun yang harus diwaspadai. Kini, pejabat negara Kazakhstan juga menganggap Spongebob sebagai “biang kerok bengal” dan “perusuh”.
Menurut The Moscow Times yang dilansir dari New York Daily News, Senin (29/9/2014), Spongebob disebut sebagai seseorang “pem-bully” yang “secara reguler terlibat konflik dengan orang-orang di lingkungannya dan sepretinya ia menikmati hal itu.”
Pejabat dari kementerian pendidikan negara di Asia Tengah itu menuduh Spongebob merusak pikiran anak-anak. Ia mewanti-wanti orang tua agar menjauhkan anak-anak dari program tersebut.
Pejabat bernama Zabira Orazalievatersebut, yang merupakan kepala kantor Perlindungan Hak Anak, semacam KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) di sini, bertugas mengawasi tontonan untuk anak. Dia mengatakan, “Spongebob memukul tetangganya, berkelakuan nakal, dan menikmati hal tersebut.”
Kata pejabat negara bekas Uni Soviet ini juga, “Perilaku tukang bikin rusuh ini tertanam dalam pikiran anak-anak. Mereka melihat (Spongebob) sebagai model dan akan meniru (kelakuan) itu di kehidupan nyata.”
New York Daily News mencatat, ini bukan pertama kalinya Spongebob mendapat kecaman di suatu negara. Pada tahun 2012, sebuah kelompok konservatif di Ukraina, yang merupakan sebuah negara pecahan Soviet lain, menuduh Spongebob Squarepants mempromosikan homoseksualitas.
Sementara itu, di Indonesia, akibat KPI memperingatkan akan tayangan Spongebob, muncul dugaan acara itu bakal dihapus dari siaran televisi Indonesia dan muncul desakan di Twitter dari para penggemar Spongebob agar hal itu tak sampai dilakukan. Tagar #SaveSpongebob sempat menjadi trending topic dunia sebagai wujud support agar Spongebob tetap tayang. (tom)
