Evolusi Musik Linkin Park dari Album Pertama Sampai Terakhir

Must read

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Grup band asal Amerika Serikat, Linkin Park, telah merilis album terbarunya tahun lalu, tepatnya bulan Juni 2014. Album terbaru mereka berjudul “The Hunting Party”. Sayangnya, di Amerika Serikat album tersebut tidak berhasil menjuarai chart album Billboard 200 saat dirilis. Meski begitu, seperti dilansir TribLive.com, Selasa (20/1/2015), Linkin Park tak ambil pusing akan hal tersebut. Bagi mereka, musik lebih penting daripada chart.

Linkin Park di masa-masa awal terkenal berkat album perdananya yang berjudul “Hybrid Theory”. Judul album tersebut sebenarnya adalah nama lama band Linkin Park sebelum berganti nama. Mereka berganti nama karena nama Hybrid sudah dipakai oleh band lain. Sejak saat itu mereka memakai nama Linkin Park, yang diambil dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park.

Karir Linkin Park mulai melejit ketika merilis full album pertama mereka yang berjudul “Hybrid Theory” pada tahun 2000. Lagu-lagu andalan mereka yang beraliran Nu Metal saat itu seperti “Crawling” dan “In the End” berhasil membuat album ini terjual hingga 15 juta keping.

Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 2003, mereka kembali merilis album keduanya yang berjudul “Meteora”.

Single “Somewhere I Belong”, “Faint” dan “Numb” sukses mengantarkan album mereka menempati posisi 3 besar penjualan terlaris di Amerika Serikat tahun 2003. Mereka juga masih mengusung aliran musik yang sama seperti album sebelumnya.

Memasuki album ketiga, yaitu “Minutes to Midnight” yang rilis pada tahun 2007, mereka mulai mencoba aliran musik baru, yaitu alternative rock dan alternative metal, bukan lagi nu metal seperti album sebelumnya. Rapper Mike Shinoda juga hanya menyanyi rap di 2 lagu, yaitu “Bleed It Out” dan “Hands Held High”. Meski demikian, album ini tetap meraih sukses seperti dua album sebelumnya.

Aliran musik alternative rock dan alternative metal ini masih mereka pertahankan hingga dua album berikutnya, yaitu “A Thousand Suns” pada tahun 2010) dan “Living Things” pada tahun 2012.

Memasuki album terbarunya, yaitu “The Hunting Party” yang rilis tahun lalu, mereka lebih menyajikan lagu ber aliran Hard Rock dan Metal, berbeda dibandingkan 2 album sebelumnya. Bisa dibilang kalau album ini mereka kembali ke masa-masa awal mereka.

“The Hunting Party” terbilang album yang cukup unik. Linkin Park mengambil resiko besar dalam album ini. Band tersebut kembali ke akar dengan memainkan musik hip rock, dengan sound gitar yang agresif, namun dengan tambahan solo gitar – sesuatu yang Linkin park hampir tidak pernah lakukan. Album ini pun menuai banyak pujian dari kritikus.

Sayangnya, album ini kurang laku di pasaran. Salah satu penyebabnya diduga adalah sudah tidak banyak lagi orang yang mengoleksi atau membeli CD di toko musik dan lebih memilih untuk membeli atau mengunduh lagu secara online. Penyebab lainnya adalah kemungkinan Linkin Park sendiri kurang mempromosikan album terbarunya itu dan lagu-lagu dalam album tersebut kurang komersil.

Terlepas dari itu, Linkin Park tetap menjadi salah satu band rock tersukses yang pernah dihasilkan. (tom)

Latest article