Insomnia menjadi sindrom mengesalkan bagi hampir semua orang. Kesulitan tidur di malam hari, apalagi jika harus bangun dikeesokan paginya, membuatmu gelisah.
Nah, di dalam buku, film ataupun saran seseorang, jika sulit memejamkan mata solusinya dengan menghitung domba.
Tentu kalian bertanya-tanya, apakah ini ampuh? Dan apa sebabnya mengapa harus domba yang dihitung?
Menghitung domba saat sulit tidur, ternyata tak begitu saja muncul loh. Asal mula dari kepercayaan ini datang dari sumber yang berbeda-beda, namun sumber paling awal dapat ditemukan di sebuah buku ternama di abad ke-12 yaitu Disciplina Clericalis, sebuah buku tertua di Eropa yang berisikan kumpulan cerita dan dongeng.
Pada suatu masa, ada seorang raja yang selalu mendengarkan dongeng malam hari dari pendongengnya. Namun pada 1 malam karena kesibukannya, Sang Raja tak juga bisa tertidur. Alhasil ia meminta pendongengnya untuk menceritakan dongeng tambahan, sayangnya si pendongeng yang malah sudah ingin tidur.
Dengan seribu akal, ia menceritakan kisah tentang seorang petani yang hendak pergi ke pasar untuk membeli 2000 domba. Begitu ia pulang, ia menemukan dirinya harus melewati sebuah sungai. Namun sang petani hanya menemukan sebuah kapal kecil yang mampu membawa 2 domba. Iapun membawa 2 domba ke kapal itu dan menyebranginya. Tentu ia harus melakukan hal itu 1000 kali sebelum akhirnya ia dapat membawa semua domba tersebut pulang.
Namun si pendongeng malah tertidur saat ia menceritakan saat si petani baru mulai membawa 2 domba pertama ke kapal. Sang Raja membangunkan si pendongeng dan memintanya untuk melanjutkan cerita tersebut.
Si pendongeng menjawabnya dengan mengatakan bahwa si petani harus menyebrangkan semua domba ke sisi lain dari sungai itu. Akhirnya sang raja menghitung domba hingga tertidur.
Kisah ini kemudian diceritakan ulang oleh di abad ke-16 oleh Miquel de Cervantes melalui novelnya Don Quixote, novel modern pertama di Eropa.
Tak hanya itu saja, menghitung domba juga merupakan permainan psikologis agar seseorang dapat tersugesti dengan ucapan sendiri.
“One sheep…”
“Two sheep…”
“Three sheep…”
Begitulah cara mereka menghitung.
Dalam bahasa Inggris, ‘tidur’ adalah ‘sleep’. Sedangkan domba disebut ‘sheep’. Nah, dari permainan kata ini orang tua zaman dahulu ingin mensugesti anak-anaknya agar cepat mengantuk dengan cara menyebut kata itu. Istilahnya adalah plesetan yang dapat digunakan sebagai ajakan untuk tidur. Dengan kata ‘sheep’ yang terdengar seperti ‘sleep’, maka seorang anak akan mudah tertidur.
Ajaibnya, pada zaman itu banyak kasus yang berhasil dengan cara menghitung domba.