Don't be Captious

Tahun 2020, Indonesia Akan Menjadi Negara Kelima dengan Jumlah Sarjana Muda Terbanyak

Hutomo Dwi
Hutomo Dwi
Cowok penyuka Jepang, dari bahasa, musik, sampai film dan animenya.

Kemajuan negara dapat diukur dari berapa banyak lulusan perguruan tinggi setiap tahun. Jumlah mahasiswa S1-S3 yang terserap di pasar kerja menentukan perkembangan ekonomi bangsa itu pula. Pada tahun 2012, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia bakal menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Situasi ini bakal terwujud paling lambat pada 2020 mendatang.

Menurut situs BBC, data itu merupakan proyeksi dari upaya Indonesia meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi. Tahun 2010, Indonesia menyumbang empat persen sarjana berusia 25-34 dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20.

Pada 2020, OECD memperkirakan jumlah itu bakal bertambah menjadi 6 persen. Sehingga, Indonesia sekaligus mengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara penyumbang sarjana muda terbanyak. Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebih banyak dibanding Prancis.

Bagan berisi prediksi Lembaga OECD terkait jumlah sarjana Indonesia (BBC)

Berdasarkan pengamatan OECD, Amerika Serikat yang selama ini berada di posisi teratas dengan menyumbang 17 persen sarjana muda ke pasar dunia, kini kalah jauh dibanding Tiongkok, dan jatuh ke urutan tiga daftar berisi prediksi ini. Tren negatif itu diikuti universitas-universitas Eropa yang nggak lagi banyak menghasilkan sarjana.

Negeri Tirai Bambu sekarang hingga 12 tahun lagi digadang-gadang tetap nomor satu dalam urusan menyumbang jumlah sarjana ke pasar dunia. Perkembangan pengetahuan pun diramal bergeser ke Asia, sebab setelah Tiongkok, berturut-turut menguntit India di urutan kedua, Rusia posisi keempat, lalu Indonesia.

Meski demikian, penyerapan sarjana Indonesia ke dunia kerja masih terhitung lambat, di beberapa bidang populer seperti IT tidak sampai 10 persen per tahun. Namun OECD menganggap kuantitas lulusan perguruan tinggi tetap menguntungkan sebuah negara. Karena sarjana adalah tenaga terdidik yang bisa menciptakan lapangan kerja.

Jika benar tahun 2020 nanti Indonesia menghasilkan sarjana terbanyak kelima di dunia, bukan nggak mungkin bakal banyak lapangan pekerjaan yang bakal muncul di Indonesia, sehingga turut mengurangi angka pengangguran, yang hingga saat ini dinilai masih tinggi. (tom)

Latest article