Mencari tempat cukur rambut yang cocok di hati itu memang gampang-gampang susah. Tetap saja, mau cukur di barbershop kelas premium atau di area DPR alias Di bawah Pohon Rindang, kedua tempat tersebut tetap berbayar. Namun, konsep pangkas rambut yang satu ini berbeda, karena kamu bisa bayar seikhlasnya! Ditambah lagi kamu bisa bertemu dengan cewek cantik yang menjadi tukang cukurnya.
Tukang cukur cantik ini hanya ada di Bandung, Jawa Barat. Mereka menamakan dirinya Pangling, yang merupakan singkatan dari Pangkas Keliling. Kapster-kapster cantik ini nggak mematok tarif alias bayar seikhlasnya untuk pangkas rambut. Boleh dengan uang receh Rp 500, boleh dengan senyuman, boleh juga dengan doa yang baik. Pangling jadi solusi agar orang tetep tampil gaya tanpa pandang kelas sosial.
Tukang cukur cantik ini murni bekerja untuk menolong sesama dengan modal dan peralatan cukur sendiri. Saat ini mereka membuka layanan cukur gratis di ruang-ruang publik kota Bandung seperti Taman Vanda, Taman Cibeunying, Taman Cikapayang, dan lainnya.
“Pangling ini ada 10 orang. Kami dulu sama-sama bekerja sebagai kapster di sebuah barbershop di Bandung. Setelah kontrak kerja habis, kami berkumpul dan coba menyatukan ide kreatif. Bagaimana caranya agar mereka yang enggak punya uang untuk ke salon, tetap bisa tampil gaya,” terang penggagas Pangling, Raisha Hillary, seperti dikutip dari Liputan6com, Kamis (22/2/2018).
Dalam akun Instagram Pangling, @__pangling. Raisha dan kawan-kawan mengaku perlengkapan cukur mereka masih minim dan minjam. Dari hasil pangkas keliling, uang yang terkumpul akan disumbangkan dalam bentuk barang atau makanan ke panti asuhan atau dinas sosial.
Meski mengusung tarif seikhlasnya, Pangling tetap bakal menyuguhkan hasil potongan rambut terbaik untuk semua orang. Mulai dari pengamen, pengemis, gelandangan, anak jalanan, dokter, sampai pejabat negara sekalipun. Buat konsumen yang ingin cukur, boleh juga membawa martabak atau camilan untuk dimakan bareng-bareng.
“Membuat hati orang senang kan bisa lewat cara apapun, salah satunya dengan memangkas rambut. Cukur rambut itu bukan sekadar me-refresh penampilan, tapi juga kebutuhan. Semua orang berhak mendapatkan itu, tanpa harus mengeluarkan uang,” kata Raisha.
Raisha mengatakan ide membentuk Pangling bersama rekan-rekannya tercetus pada pertengahan Ramadan 2017. “Pangling ini awalnya terbentuk sebagai ajang reuni para kapster yang kontrak kerjanya telah berakhir. Sore harinya, tanggal 28 Mei 2017, kami kumpul. Mulai mencari nama sampai menentukan visi dan misi Pangling ke depan. Awalnya kepikiran nama Cukling atau Cukur Keliling. Tapi kok anehnya, kemudian baru deh kami sepakat dengan nama Pangling,” lontar Raisha.
Cewek 22 tahun ini melanjutkan di awal member Pangling ada 6 atau 7 orang dan terus bertambah. Selain Raisha, member Pangling yakni Anggia, Yudiett, Windi, Desty, Aulira, Karmila, Putri, Mey, dan Atta. Usia para kapster cantik ini berkisar antara 21 hingga 24 tahun.
Raisha menjelaskan, tempat pertama yang mereka sambangi adalah Taman Vanda. “Jadi begitu nama terbentuk, kami langsung action. Di Taman Vanda kami bergerak memberi layanan cukur gratis kepada 10 hingga 15 orang, dari berbagai kalangan. Selain cukur, kami juga membagikan makanan,” papar Raisha.
Raisha menganggap bahwa mencukur rambut bisa mengubah bad mood jadi happy. “Misi kami pengin menyamaratakan kelas-kelas sosial. Dari kelas manapun dia, kualitas pangkas tetep harus bagus, tanpa harus membayar mahal. Berbagi kebahagiaan untuk orang kan seru. Banyak yang awalnya bad mood jadi happy, setelah kami cukur rambutnya. Mereka juga banyak curhat soal kehidupan, jadi nambah pengalaman dan wawasan,” beber Raisha.
Aksi mulia dan jiwa sosial tukung cukur cantik ini patut dicontoh nih buat generasi muda Indonesia. Kamu mau mengikuti jejak mereka? Atau hanya ingin sekadar bertemu para tukang cukur cantik saja? (tom)